Persentase Kasus Stunting Dibawah Angka Nasional, Pekanbaru Targetkan Raih Bonus Insentif Fiskal

Kilasriau.com, - Kasus gizi buruk yang menyebabkan anak-anak tidak tumbuh normal di Pekanbaru, Riau berada dibawah persentase nasional yang mencapai 14 persen.  Kasus stunting atau gizi buruk di Pekanbaru saat ini hanya 11 persen.

"Ini juga menjadi tugas Pemko Pekanbaru, masalah stunting dan imunisasi harus diselesaikan. Apalagi daerah yang mampu mengatasi stunting dan meningkatkan angka imunisasi akan mendapat insentif fiskal," ujar oleh Asisten III Pemko Pekanbaru, Masykur Tarmizi, Kamis, (15/12/2022).

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tambahnya, akan diganjar insentif fiskal oleh pemerintah pusat jika berhasil mencegah kasus stunting terjadi pada anak-anak tahun depan. Stunting merupakan kasus gizi buruk yang menyebabkan pertumbuhan anak-anak tidak normal.

 

Menurutnya, pemerintah pusat memiliki target untuk menurunkan angka kasus stunting menjadi 14 persen secara nasional pada 2024 mendatang.

"Ini juga menjadi tugas Pemko Pekanbaru, masalah stunting dan imunisasi harus diselesaikan. Daerah yang mampu mengatasi stunting dan meningkatkan angka imunisasi akan mendapat insentif fiskal," ujarnya.

Saat ini, Kota Pekanbaru sudah mempu mengalahkan Riau dalam persentase angka gizi buruk yang menyebabkan pertumbuhan anak-anak yang tidak normal. Saat ini angka pertumbuhan anak tidak normal atau stunting berkisar 11,4 persen atau diatas Riau yang mencapai 22,4 persen.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Riau Mardalena Wati Yulia mengatakan, kasus stunting di Pekanbaru saat ini mencapai 11,4 persen. Sedangkan angka stunting Riau 22,4 persen.

"Tentu kami tidak boleh lengah. Penyebab stunting ini masalah gizi, pola pengasuhan, dan lingkungan," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kota Pekanbaru, Riau belum aman dengan kasus gizi buruk yang menyebabkan pertumbuhan anak-anak tidak normal atau stunting. Ada 100 ribu keluarga yang berpotensi melahirkan bayi stunting.

''Berdasarkan data awal tahun lalu, ada potensi 100 ribu keluarga yang bisa melahirkan bayi dengan pertumbuhan tidak normal,'' ujar Kepala Disdalduk KB Kota Pekanbaru, Muhammad Amin.

Keluarga berpotensi ini, tambahnya ,harus mendapatkan perhatian secara khusus agar tidak sampai melahirkan anak dengan kondisi stunting.

"Ada 100 ribu keluarga berpotensi melahirkan bayi stunting. Maka kita mengajak masyarakat untuk selalu memantau pertumbuhan anak-anaknya, dengan menimbang berat dan tinggi badan di Posyandu," pungkasnya.






Tulis Komentar