Keunikan Petani Kelapa dalam Pengangkutan Hasil Panen Buah Kelapa dari Kebun

Kilasriau.com, INDRAGIRI HILIR -  Lain lubuk lain airnya lain pula ikannya, itulah istilah perbedaan cara atau tradisi petani kelapa dalam mempermudah akses saat mengumpulkan buah kelapa dari hasil panen perkebunan kelapa.

Sebagai contoh melalui pengalaman awak media ketika berkunjung ke suatu daerah di Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Kepulauan Morotai.

Tradisi unik yang terlihat saat petani kelapa mengumpulkan buah kelapa yang telah di petik dari pohonnya, lalu buah kelapa tersebut dikumpulkan pada satu titik.

Pada aktivitas itu, petani kelapa di Kabupaten Kepulauan Morotai itu menggunakan hewan ternak (Sapi) sebagai alat angkut untuk membawa buah kelapa.

Didesain seperti gerobak yang memiliki dua roda, lalu gerobak tersebut diikatkan pada pundak Sapi layaknya sebuah delman.

Lalu kelapa dimasukan pada gerobak, dan ditunggangi oleh petani sebagai kusir atau pengendali sapi.

Sangat jauh berbeda dengan Kabupaten Indragiri Hilir yang tersohor sebagai Negeri Hamparan Kelapa tradisi petani kelapa saat mengumpulkan hasil panennya.

Pada umumnya petani kelapa di Inhil ini menggunakan 'Ambung' alat tradisional pengangkut yang terbuat dari rotan dengan desain berbentuk lingkaran panjang yang mengerucut kebawah.  Penggunaan ambung layaknya sebuah ransel yang disandang pada kedua belah bahu.

Selain itu, kanal atau parit kecil yang dibuat oleh petani juga menjadi salah satu cara atau akses dalam mempermudah petani kelapa di Inhil untuk mengumpulkan buah kelapa pada satu titik atau tempat.

Dengan memanfaat air pasang surut dari kanal tersebut, buah kelapa tersebut  dimasukan kedalam kanal itu, lalu dengan sendirinya buah kelapa tersebut hanyut terbawa oleh arus.

Ketika buah kelapa sampai pada titik pengumpulan, buah kelapa yang kondisinya terapung di air tersebut diangkat kembali untuk dilakukan proses pengupasan sabut kelapa. (Adv/Arbain)






Tulis Komentar