Tradisi Menghanyutkan Kelapa di Inhil Saat Panen
KILASRIAU.com, INDRAGIRI HILIR - Salah satu tradisi masyarakat petani kebun kelapa yang ada di Kabupaten Inhil setelah mengambil buahnya dari tangkai nya biasanya akan dikumpulkan.
Buah kelapa yang dikumpulkan itu dibawa ke tepian anak paret untuk di hanyut kan agar cepat sampai di langkau (tempat pengupasan kelapa).
"Karena tempat pengupasan kelapa ini jauh dari kebun ditambah lagi jalan yang digunakan tidak bisa menggunakan sepeda motor. Jadi solusi nya Kami mengangkut buah kelapa ini ke tepi anak parit untuk di hanyutkan agar cepat sampai dilangkau," ucap Bahtiar, Petani Kelapa Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh, Jum'at (17/9/2021).
- Pasar Angso Duo, Satgas Pangan Polda Jambi dan Provinsi Pantau Harga Bapok Pasca Idul Fitri
- Fokus Pengendalian Harga Pangan Bergejolak, Penjabat Bupati Inhil Pimpin Rapat TPID
- Pj. Bupati Inhil Herman Pimpin High Level Meeting Terkait Inflasi Jelang Idul Fitri 1445 H
- PT Ragunas Agri Gelar Pasar Murah, Sediakan Ratusan Paket Sembako
- Pj Bupati Inhil Pimpin Rakor Ekspor Komoditi Pelabuhan Parit 21
Ia menjelaskan dalam proses pengayutan kelapa ini tidak membutuhkan waktu yang lama dan kesabaran karena harus melihat air suruh dan jika air pasang maka akan ditarik dengan menggunakan tali.
"Dalam proses pengayutan kelapa ini bisanya kami ini ada 4 orang atau lebih yang mana masing-masing mempunyai tugas menjaga buah kelapa tidak ada yang sangkut atau tertinggal. Jadi perlu di awasi dari depan sampai belakang kemudian kiri dan kanan," jelasnya.
Setelah sampai di depan langkau Bahtiar mengatakan buah kelapa ini akan dikumpulkan hingga membentuk gunung.
"Biasa nya kami menghanyutkan buah kelapa ini mencapai ribuan buah jika banyak bisa mencapai belasan ribu," ujarnya. (Adv/ND)
Tulis Komentar