Presiden PKS: Lewat Sidang MK, Rakyat Jadi Mengetahui Ada Rekayasa Tuduhan Radikal

KILASRIAU.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersyukur sengketa Pilpres 2019 diselesaikan melalui mekanisme di Mahkamah Konstitusi (MK). Sebab, sidang pemeriksan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) telah membuka mata dan hati masyarakat Indonesia.
“Bersyukur bahwa 02 akhirnya maju ke MK sehingga banyak hal terungkap. Ini baik bagi masyarakat karena mereka jadi tahu banyak hal,” tegas Presiden PKS Sohibul Iman dalam akun Twitter pribadinya, Selasa (25/6/2019).
Menurutnya, melalui sidang yang disiarkan secara langsung di televisi itu, masyarakat bisa mendapat gambaran mengenai kualitas penyelenggaraan Pilpres 2019.
- Seluruh Eksepsi PWO Ditolak PN Medan, "Berita Soal Klien Kami Kalah Bentuk Pembodohan Publik"
- Wujudkan Wisata Aman dan Nyaman: Program 'Lapor Aman Kota Tua' Resmi Disosialisasikan Pada Masyarakat
- Wamenag Romo Syafi’i Bahas Pembentukan Ditjen Pesantren dengan Wamen PAN-RB: Harapan Jadi Kado Hari Santri 2025
- Transformasi PLN Ala Darmawan Prasodjo Gagal, Blackout Terus Berulang, "Copot Darmo!"
- Ketua PWO Lapor Bareskrim, "Sabar Bos, Jangan Panik, Uji Materil Masih Bergulir di PN Medan"
Hal itu, sambung Sohibul, tidak akan terjadi jika kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak mengajukan gugatan ke MK.
Sohibul kemudian menguraikan beberapa kesaksian yang disampaikan para saksi selama sidang. Seperti adanya Training of Trainer (ToT) saksi dari pasangan Joko Widodo-Maruf Amin yang disebut mengajarkan kecurangan dan kepala daerah tidak netral.
Selain itu, ada juga pengkondisian isu agar pendukung Prabowo-Sandi disebut sebagai kubu pendukung khilafah.
“Bahwa ternyata ada rekayasa tuduhan radikal, intoleran, dan pro khilafah kepada 02,” ujarnya.
Rakyat, kata Sohibul juga jadi tahu bahwa ada calon wakil presiden yang tidak mau mundur dari jabatan di anak perusahaan BUMN.
“Ada juga calon yang tidak cuti, dan lain-lain. Semua diungkap dan publik jadi tahu. Semoga ada terobosan hukum dalam putusan MK,” tegasnya.
“Bagaimana akhirnya keputusan MK, tentu berharap yang adil bagi semua,” demikian Sohibul.
Tulis Komentar