SDN 004 Sungai Laut Memprihatinkan, Kepala Sekolah Harap Renovasi Segera Terwujud

KILASRIAU.com – Kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 004 Sungai Laut, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, semakin memprihatinkan. Bangunan yang berdiri sejak tahun 1974 itu dinilai sudah tidak layak lagi menjadi tempat belajar mengajar.

Atap sekolah banyak yang bocor hingga ditutup seadanya dengan terpal, sementara lantai dan dinding penuh kerusakan. Kursi dan meja belajar pun sebagian besar patah. Bahkan, ada ruang kelas yang ditelantarkan karena tidak bisa digunakan lagi.

“Kondisi bangunan sangat memperihatinkan, terutama ruang kelas belajar yang sudah rusak berat. Terpaksa kami jalankan proses belajar dalam dua shift, pagi dan siang, karena jumlah murid sekitar 300 orang dengan 13 rombel,” ujar Kepala Sekolah SDN 004 Sungai Laut, Soharto, S.Hum, Sabtu (31/8/2025).

Meski dalam kondisi terbatas, Soharto menyebut pihak sekolah tetap bersyukur atas perhatian yang sudah diberikan pemerintah. Menurutnya, saat ini SDN 004 memiliki 6 guru PNS, 6 tenaga P3K, dan 7 guru honor. Selain itu, sekitar 125 siswa juga menerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP).

“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas perhatian pemerintah. Dulu sempat ada bantuan pakaian sekolah dari desa untuk sekitar 40 siswa tidak mampu, juga tim kesehatan dari kecamatan yang datang untuk vaksinasi. Artinya perhatian ada, hanya saja kami berharap pembangunan gedung bisa segera direalisasikan,” jelasnya.

Soharto menambahkan, pihak sekolah sudah berulang kali mengajukan permohonan rehabilitasi ke Dinas Pendidikan. Bahkan, terakhir kali renovasi yang diterima sekolah adalah pada tahun 2017, itu pun dengan anggaran terbatas.

“Sudah pernah direnovasi, tapi dananya sangat minim. Laporan dan usulan sudah kami sampaikan ke dinas. Sejauh ini baru sebatas pembongkaran, kami belum tahu kapan terealisasi. Harapannya tentu secepatnya, agar proses belajar mengajar berjalan lebih baik,” katanya.

Ketika ditanya apakah pemerintah dianggap abai terhadap keselamatan siswa, Soharto memilih tidak menuduh. Menurutnya, persoalan ini berkaitan dengan keterbatasan alokasi anggaran yang juga harus dibagi ke banyak sekolah lain.

“Kami maklum dengan keterbatasan dana. Sekolah banyak yang membutuhkan, termasuk sekolah kami. Tapi kalau sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, kami juga kurang tahu siapa yang bertanggung jawab. Kami hanya bisa tetap waspada dan berharap hal itu tidak terjadi,” ujarnya.

Lebih jauh, Soharto menjelaskan bahwa penggunaan Dana BOS selama ini hanya bisa dialokasikan untuk perbaikan ringan, seperti memperbaiki lantai yang sering rusak.

“Dana BOS sebagian kami pakai untuk kerusakan ringan sesuai aturan, misalnya memperbaiki lantai. Tapi untuk bangunan besar seperti ruang kelas, jelas tidak bisa,” terangnya.

Dengan kondisi saat ini, pihak sekolah berharap perhatian lebih serius dari pemerintah pusat maupun daerah, agar gedung baru dapat segera dibangun dan anak-anak bisa belajar dengan aman serta nyaman.**






Tulis Komentar