Timbo Ruang, Sosok Sentral dalam Pacu Jalur yang Jarang Disorot

KILASRIAU.com, Taluk Kuantan — Pacu Jalur bukan sekadar perlombaan mendayung perahu, tetapi juga sebuah warisan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
Tradisi ini digelar setiap tahun, khususnya pada bulan Agustus, dalam rangka menyemarakkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pacu Jalur menggunakan perahu panjang tradisional yang disebut jalur, terbuat dari kayu gelondongan dengan panjang mencapai 40 meter. Di tengah semangat para pendayung yang bertarung demi kemenangan, ada satu sosok penting yang sering luput dari perhatian: Timbo Ruang.
- Bupati Inhil Apresiasi Pembukaan Turnamen Sepak Bola Pemuda Cup Desa Pulau Palas
- Perdana di Inhil, Bupat Herma Lepas Lomba Balap Becak
- Komite Sepakbola Mini Indonesia Resmi Hadir di Inhil, Fokus Cetak Atlet Muda Berprestasi
- Dua Polwan Polda Riau Meraih Medali di Kejuaraan Taekwondo Internasional
- Pertina Riau Kirim Enam Petinju Open Turnamen Tinju Piala Panglima TNI 2025
Timbo ruang adalah sosok pemimpin di atas jalur. Ia berdiri di tengah perahu, tidak untuk mendayung, melainkan memimpin jalannya perlombaan. Perannya sangat vital sebagai pengatur ritme dan komando bagi para pendayung.
"Timbo ruang adalah jantung dari jalur. Ia memberi aba-aba agar seluruh pendayung bergerak serentak. Tanpa dia, kayuhan bisa kacau dan jalur bisa oleng," ujar salah satu tokoh adat Kuantan Singingi yang enggan disebutkan namanya.
Selain memberi komando, timbo ruang juga bertugas menguras air dari dalam jalur agar tetap ringan dan tidak karam saat pacu berlangsung. Pemilihan timbo ruang pun tidak sembarangan. Biasanya, yang dipilih adalah sosok berwibawa, tenang, dan penuh semangat.
"Ia bukan hanya pengarah, tapi juga motivator. Ia menjaga semangat tim dari awal hingga garis finish," tambahnya.
Dalam pacu jalur modern, peran timbo ruang semakin penting. Ia menjadi penghubung antara kekuatan fisik para pendayung dan strategi untuk meraih kemenangan.
Jadi, jika Anda melihat seseorang berdiri di tengah jalur saat perlombaan berlangsung, ketahuilah bahwa ia bukan sekadar berdiri. Ia adalah timbo ruang, detak nadi dari setiap jalur yang melaju menuju kemenangan.
Tulis Komentar