Tokoh LAM, Generasi Milenial dan Masyarakat Kepri Inginkan Perubahan

KILASRIAU.com  - Ketum Insan Cinta For AMIN Provinsi Kepulauan Riau menilai kehadiran Sosok Intelektual Anis Baswedan di Kepri disambut antusias oleh masyarakat KEPRI.

Sikap tokoh Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau penjaga marwah adat dan budaya kemelayuan dapat menjadi referensi bagi masyarakat Melayu dimanapun berada untuk menentukan Pemilu 2024 yang akan membawa perubahan Indonesia yang lebih baik.

Tahun 2024 ini isu kenaikan pajak, harga Gas, kebutuhan pokok masyarakat yang terasa mahal seharusnya ini menjadi tanda tanya besar bagi batin kita apakah kita ingin melanjutkan kondisi perekonomian yang demikian ?

Kita bersyukur disapa langsung oleh calon presiden No. 01 H. Anis Rasyid Baswedan. Saya menyaksikan langsung bagaimana kinerja Anies di Jakarta. Ini Fakta, Saya di jakarta 3 tahun,  apa yang ia janjikan satu persatu ia kerjakan. 

"Saya melihat antusias masyarakat Kepri hadir di kampanye Abah Anis Baswedan dari lintas agama, lintas suku, lintas tokoh dan lintas generasi. Saya sebagai generasi muda, juga menyaksikan langsung antusias pemilih-pemilih cerdas dari generasi melenial yang datang," ucap Muh Arifin, Jum'at (19/1/24).

Mereka sudah tidak mau tertipu dengan vidio-vidio pendek yang disebar secara masif di media-media sosial yang sering mengandung fitnah. Apalagi influencer-influencer sepertinya banyak yang dibayar sehingga banyak anak-anak muda terkesan menjatuhkan pilihan hanya karna alasan suka dan tidak suka karna korban vidio pendek yang dibumbuhi musik-musik sedih.

Padahal jika ditelusuri secara komprehensif dan mendalam Anis Baswedan merupakan pilihan yang lebih meyakinkan akan bekerja dengan tuntas dan Ikhlas. Beliau mantan ketua komisi etik KPK, tentu sangat menjaga etika dalam kepemimpinannya. 

Selain itu ia juga yang membokar praktik merugikan negara di Kementerian sewaktu menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan sehingga mencuak indikasi disentil dari jabatan mentri. Ia juga satu-satunya calon Presiden yang maju tanpa meminta, dia maju karna diminta.  Alasannya apa ? Tentu karna bukti gagasan dan karya yang dibangun selama di Jakarta.

Jadi saya sangat suka meme yang beredar, "kondisi paling terburuk SDM Indonesia hari ini, ketika anak hukum menjatuhkan pilihan pada calon pemimpin yang terbukti dipilih oleh MK yang diputus  melanggar etika berat". Bila ini terjadi, ini seakan-akan menjadi pukulan berat pada nurani kita sebenarnya apakah kita masih layak membawa arah bangsa dan negara kita menjadi lebih baik kedepannya?

Jadi omong kosong menurut saya, kalau Anak muda Ingin perbaikan tapi di depan TPS masih memilih karna faktor suka dan suka tanpa melihat dengan teliti pada calon yang akan memimpin nya. Pengalaman 10 tahun ini harusnya menjadi pelajaran bagaimana KPK dilemahkan, Pajak di Naikkan, harga-harga kebutuhan melonjak, harga minyak naik ditengah malam. Apa itu tidak cukup untuk mendorong kita untuk melakukan perubahan ?






Tulis Komentar