Mengenal Festival Religi Gema Muharram di Inhil

Dokumentasi sebelum Covid-19 melanda di Kabupaten Inhil

KILASRIAU.com  - Sejak Covid-19 melanda di seluruh dunia tentunya sangat banyak memberikan dampak baik dari kesehatan hingga perekonomian.

Kini Covid-19 sudah dua tahun lebih menyelimuti negeri ini. Kasus pertumbuhan virus yang memakan banyak korban menyebabkan kegiatan sehari-sehari dikeramaian pun dibatasi. Banyak event besar dan acara yang terpaksa tidak diberlangsungkan, salah satunya Festival Gema Muharram.

Dilansir dari porospro.com, Sejak Pandemi masuk ke Indonesia, Gema Muharraham setiap tahunnya selalu diagendakan sehingga menjadi perhatian banyak masyarakat. Pasalnya, kegiatan ini di kemas dengan cara yang menarik dan di isi dengan pertunjukan-pertunjukan religi yang dihadiri oleh ribuan orang.

Masyarakat akan tumpah ruah meramaikan acara yang diadakan 10 hari ini, khususnya dihari ke 10 yaitu hari puncak dalam helat yang kini diberi nama Gema Muharram.

Sejak Pemkab Inhil menatanya rapi, khususnya sejak Inhil dipimpin Bupati H. Muhammad Wardan, 2014 lalu, kegiatan yang diangkat dari budaya masyarakat lokal ini kemeriahannya memang terasa berbeda. Ribuan masyarakat se-Indragiri Hilir akan berbondong ke lapangan Gajah Mada, Tembilahan, lokasi pelaksanaan kegiatan

Semakin meriah acara ini pada hari puncak acara itu di 10 Muharram. Bahkan sejak tahun itu pula, kegiatan ini berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). 

Rekor tersebut adalah untuk kategori “Bubur Assyura Terbanyak” pada tahun 2014, “Penampilah Shalawat Nariyah Terbanyak” pada tahun 2015, dan “Penampilan Penabuh Berdah Terbanyak” pada tahun 2016, serta “Tabak Bunga Telur Terbanyak” pada tahun 2017.

Event yang telah menjadi agenda tahunan tersebut, setiap tahunnya akan diselenggarakan pada tanggal 1 sampai dengan 10 Muharram. 

Bupati Kabupaten Inhil, HM Wardan menuturkan, tahun baru Islam merupakan momentum strategis untuk memperbaharui semangat perjuangan, etos kerja dan pengabdian dalam mengamalkan Islam. Masyarakat diharapkan selalu menabur maslahat dan kedamaian sebagaimana yang dilakukan para sahabat Nabi Muhammad SAW.

"Rawat, pertahankan silahturrahmi. Tanamkan sikap tolong menolong dalam kebaikan dan kebenaran," Lanjut Bupati.

Pada masa itu, masyarakat memeriahkan tahun baru Hijriah dengan melaksanakan kegiatan yang diharapkan mampu menumbuhkan rasa syukur dan kualitas keagamaan. 

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi, do’a bersama pergantian tahun, berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, tabligh akbar, tausiah, pawai ta’aruf, dan bermacam perlombaan keagamaan seperti lomba shalawat nariyah, lomba pembacaan syair ibarat, hingga lomba pembacaan puisi religi, dan pertunjukan teater religi. (Advertorial)






Tulis Komentar