Beginilah Detik-detik Penangkapan Pemilik Akun Facebook Antonio Banerra

Beginilah Detik-detik Penangkapan Pemilik Akun Facebook Antonio Banerra
Antonio Banerra bersama istrinya saat tiba di Polda Jatim. (Foto: Hilda Meilisa)

KILASRIAU.com - Polisi langsung bergerak cepat mengamankan pemilik akun Facebook Antonio Banerra, Arif Kurniawan Radjasa. Penangkapan Antonio dilakukan berdasarkan laporan yang diterima polisi terkait dugaan penyebaran hoaks melalui media sosial.

"Kronologisnya bahwa pada hari Jumat tanggal 5 April 2019 mendapat informasi terkait akun Facebook atas nama Antonio Banerra yang di duga telah memposting ujaran kebencian," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera, Sabtu (6/4/2019).

Menindaklanjuti laporan tersebut, lanjut Barung, pihaknya menganalisis dan menyelidiki keberadaan Antonio. Esok harinya, sekitar pukul 18.45 WIB tim gabungan kepolisian mendatangi lokasi tempat tinggal Antonio yang diketahui berada di Buncitan, Sedati, Sidoarjo.

"Mendasari laporan informasi hasil Patroli Cyber Dit Siber Bareskrim maka Unit Bantek Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim melakukan analisa dan penyelidikan keberadaan tersangka," terang Barung.

"Kemudian pada tanggal 6 April 2019 sekitar pukul 18.45 WIB Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda didukung Satreskrimsus Polrestabes Surabaya, Unit Inteltek Dit IK Polda Jatim dan Back up dari Dit Siber Bareskrim telah berhasil mengamankan kedua suami-istri di TKP," imbuhnya.

Tak hanya menangkap, lanjut Barung, polisi juga mengamankan dua barang bukti dari tempat tinggal tAntonio. Barang bukti yang diamankan yakni 2 unit ponsel dan 1 unit laptop.

"Barang bukti yang kita sita 1 unit handphone merek Asus, 1 unit handphone merek Lenovo dan sebuah tablet merek Samsung ," ujar Barung.

Sebelumnya, Antonio tiba di Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim sekitar pukul 20.12 WIB. Dalam postingan Facebook-nya, Antonio mengajak masyarakat memilih salah satu paslon pada Pilpres 2019 dan mengaitkannya dengan kerusuhan 1998.

Selain itu, Antonio juga menyebarkan hoaks jika tak memilih paslon tersebut, tragedi kerusuhan 1998 dan perkosaan massal kepada etnis Tionghoa akan terulang.