KILASRIAU.com - Minum teh sudah lama jadi kebiasaan masyarakat Indonesia, terutama di perdesaan. Seringkali dijumpai orang-orang tua di desa menyeduh teh sampai batang dan daun teh mengambang di permukaan air di dalam cangkir.
Di kalangan masyarakat Tionghoa di Indonesia, ada tradisi pernikahan dengan memberikan minuman teh kepada orang tua sebagai simbol penghormatan. Minum teh memang memiliki kenikmatan tersendiri.
Seperti kopi yang sudah jadi tren, minum teh perlu dijadikan tren dan gaya hidup di kalangan anak muda atau kaum milenial saat ini. Selain khasiat yang bagus untuk kesehatan, tren minum teh berpotensi meningkatkan konsumsi teh di pasar domestik. Dengan peningkatan konsumsi itu, produksi dan harga komoditas teh diharapkan meningkat sehingga petani teh makin bergairah. Perkebunan dan industri pengolahan teh pun dapat berkembang.
Saat ini, konsumsi teh dinilai masih rendah, yaitu 350 gram per kapita per tahun. Angka itu perlu ditingkatkan jadi 500 gram per kapita per tahun. Dengan demikian, pelaku terpacu meningkatkan produksi dan produktivitas teh. Dari data yang ada, produksi teh tahun 2018 sekitar 140.000 ton dan ekspor teh mencapai 49.000 ton. Konsumsi lokal sekitar 100.000 ton per tahun yang sebagian dipenuhi dari impor. Impor teh diperkirakan mencapai 14.000 ton per tahun.
Saat ini, konsumsi teh dinilai masih rendah, yaitu 350 gram per kapita per tahun.