Catatan Jum'at

Handphone: Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang Dekat

Handphone: Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang Dekat
(H. Andi Muhammad Ramadhani, Penulis dan Pemerhati Sosial Keagamaan, anggota ICMI Orda Inhil)

KILASRIAU.com - Tak bisa dipungkiri, handphone telah mengubah cara hidup manusia. Ia menyatukan ruang, memangkas waktu, dan mempercepat komunikasi. Kita bisa berbicara dengan orang di luar negeri dalam hitungan detik, berbagi kabar dan informasi dalam sekejap. Namun, di balik kemudahan itu, ada hubungan yang mulai retak: silaturrahim antarmanusia yang semakin renggang dan terasa hambar.

Salah satu contoh sederhana, tapi nyata, adalah fenomena pertemuan tanpa kehadiran. Seseorang mengajak sahabat atau keluarganya bertemu di warung kopi, rumah makan, atau ruang tamu. Tapi setelah bertemu, yang terjadi bukan obrolan hangat atau tawa riang, melainkan sunyi yang aneh. Masing-masing sibuk dengan layar handphonenya. Tak ada lagi tatapan mata yang tulus, tak ada lagi percakapan yang penuh perhatian. Yang dekat jadi terasa jauh. Yang hadir, justru seolah menghilang di dunia maya.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di kalangan remaja, tapi juga merambah ke orang tua, pasangan suami istri, bahkan anak-anak. Waktu berkumpul menjadi formalitas. Kehangatan keluarga perlahan tergantikan oleh layar dan notifikasi. Kita merasa sudah cukup menyapa lewat emoji, merasa sudah dekat karena sering melihat status, padahal tak pernah benar-benar bertanya kabar secara tulus.

Padahal dalam Islam, silaturrahim adalah ibadah besar yang tidak bisa digantikan oleh sekadar pesan singkat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturrahim.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Silaturrahim bukan hanya mengucap salam atau membalas pesan, tapi hadirnya hati dan tubuh dalam satu waktu. Ia tentang kunjungan, sapaan, pelukan, dan doa yang tulus. Allah SWT dalam Surah Muhammad ayat 22–23 bahkan memberikan peringatan tegas ; 
"Maka apakah kiranya jika kamu diberi kekuasaan, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah..."