Di balik senyapnya ruang redaksi dan riuhnya lapangan tempat berita diburu, Afni Z. SAP, M.Si dulu berdiri sebagai jurnalis, menyusun kata demi kata, tak sekadar menyampaikan kabar, tapi menyuarakan keadilan. Ia bukan hanya mencatat kejadian, ia mencatat kegelisahan rakyat. Dan dari kegelisahan itulah, ia belajar untuk hadir bukan hanya sebagai saksi, melainkan sebagai pelaku perubahan.
Perempuan yang kini dipercaya memimpin Kabupaten Siak ini bukan berasal dari dinasti politik, bukan pula kader partai besar. Ia tumbuh dari tengah masyarakat biasa, dengan keberanian yang tidak biasa. Jurnalisme membentuknya menjadi pribadi yang terbiasa menyimak yang tak terdengar, melihat yang tak tampak, dan mempertanyakan yang dianggap biasa. Dari sanalah nuraninya tumbuh, bahwa perubahan tak cukup ditulis, ia harus diperjuangkan.
Lulusan magister administrasi publik ini pernah melangkah ke pusat kekuasaan, menjabat sebagai staf ahli di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di bawah kepemimpinan Siti Nurbaya. Di sana, ia melihat dari dekat bagaimana kebijakan dibentuk, dan lebih dari itu, bagaimana nasib masyarakat kerap terpinggirkan oleh angka dan agenda.
Namun hatinya tak pernah lepas dari tanah kelahirannya. Ia kembali, bukan dengan tangan kosong, melainkan dengan tekad untuk berbuat lebih. Pilkada Siak 2024 menjadi medan yang ia pilih, bukan karena ambisi, melainkan karena keyakinan bahwa rakyat berhak dipimpin oleh mereka yang mengerti denyut nadinya. Meski maju melalui jalur independen, dukungan terus mengalir, bahkan ketika jalan terjal menghadang, sengketa di Mahkamah Konstitusi, hingga Pemungutan Suara Ulang. Tapi suara rakyat tak bisa dibungkam oleh keraguan.
Kini, di pundaknya terletak amanah besar. Afni memimpin bukan dengan kemewahan gelar, tapi dengan kesungguhan hati. Ia memahami bahwa membangun tidak hanya soal proyek, tetapi juga soal memulihkan kepercayaan. Ia tahu bahwa perubahan tidak datang dari pidato, tetapi dari keberanian membuat keputusan yang benar, bahkan ketika itu tidak populer.
Afni adalah wajah baru dalam kepemimpinan lokal, tegas tapi penuh empati, sederhana namun tajam visi. Sosok yang tidak lupa dari mana ia berasal, dan tahu ke mana ia ingin membawa rakyatnya melangkah.
“Saya memulai dari menulis suara rakyat, sekarang waktunya mendengarkan dan mewujudkannya bersama mereka.” ucapnya kepada Kilasriau.com, Selasa (03/6/2025).
Di Siak, harapan kini bukan lagi kata yang hampa. Ia punya bentuk, punya nama, dan punya nyawa, dalam sosok seorang pemimpin yang lahir dari kata, hidup di tengah rakyat, dan bekerja demi mereka.