KILASRIAU.com - Setiap 20 Mei kita terus memperingati Hari Kebangkitan Nasional, tanda sejarah di mana bangsa ini mulai sadar untuk bangkit dari keterbelakangan dan penindasan. Tapi mari kita jujur: di tengah seremoni dan pidato, apakah semangat kebangkitan itu benar-benar hidup, terutama di Kabupaten Indragiri Hilir yang kita cintai?
Inhil punya potensi luar biasa. Ratusan ribu hektare kebun kelapa tersebar dari desa ke desa. Tapi ironisnya, petani kelapa masih berjibaku dengan harga jual yang tak sebanding dengan jerih payah. Infrastruktur buruk, irigasi yang rusak, akses pasar yang terbatas, dan lemahnya daya tawar, semua menjadi penghambat kesejahteraan. Ini belum lagi bicara soal keterbatasan pendidikan dan kurangnya lapangan pekerjaan.
Kita terlalu sering memperingati, tapi jarang menggerakkan. Harkitnas bukan soal baris-berbaris atau baliho penuh semangat nasionalis.Ia harus menjadi cambuk bagi pemimpin dan masyarakat: Sudahkah kita benar-benar bangkit? Atau hanya mengulang rutinitas tanpa arah?
Namun di tengah tantangan itu, kita patut mencatat ikhtiar yang terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir. Bupati dan Wakil Bupati saat ini berusaha menjawab tantangan zaman dengan mendorong kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil. Semangat membangun dari desa menjadi napas utama dalam berbagai program.
Pembangunan infrastruktur jalan desa yang selama ini terabaikan mulai ditangani secara bertahap. Irigasi dan kanal yang menopang kebun kelapa direvitalisasi, agar petani tidak lagi terpaku pada nasib. Program penguatan koperasi dan hilirisasi produk kelapa mulai digalakkan, sehingga nilai tambah tidak berhenti di tengkulak.