KILASRIAU.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku terkejut dengan pernyataan calon presiden Prabowo Subianto terkait pemindahan Kedutaan Besar Australia ke Yerusalem. PDIP menilai, Prabowo tidak menghormati hukum internasional dan sikap kemerdekaan hak segala bangsa.
“Pak Prabowo seharusnya memahami hukum internasional bahwa Yerusalem berstatus quo, dan Indonesia mendukung sepenuhnya kemerdekaan Palestina seluas-luasnya" kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Jumat (23/11).
Menurut Hasto, sikap yang ditunjukkan Prabowo juga itu bertentangan dengan sejarah. Hasto menyebut, keputusan politik calon presiden nomor urut 02 itu kontradiktif dengan persepsi yang dibangun selama ini. Artinya, dia mengatakan, retorika pidatonya tidak sesuai dengan keputusan politiknya.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) itu menegaskan kembali, bahwa sikap Indonesia sangat menyesalkan keputusan Australia tersebut. PDIP, dia melanjutkan, mendukung sikap pemerintah yang menyesalkan keputusan Australia untuk memindahkan kedutaan besar negara ke Yerusalem.
Hasto berpendapat, pemilu presiden bukanlah sekadar kontestasi tanpa prinsip. Dia melanjutkan, seluruh program kebijakan politik luar negeri seluruh calon presiden harus mengacu pada konstitusi dan konsisten dengan sikap politik yang terus berpihak terhadap kemerdekaan Palestina.