KILASRIAU.com - Badan Pusat Statistik Kabupaten Inhil pada bulan April 2020, Kota Tembilahan mengalami inflasi sebesar 0,43% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,03.
Menurut kepala BPS Kabupaten Inhil Kepala BPS Hartono S. Si, pada saat pelaksanaan pres rilis Senin 4 April 2020 tingkat inflasi tahun kalender April 2020 sebesar 1,13% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2020 terhadap April 2019) sebesar 2,63%.
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok
makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,31%; kelompok
perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19%, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,91%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,43%. Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga
sebesar 0,03% dan kelompok transportasi sebesar 0,43%.
Sementara kelompok lainnya relatif stabil," Jelasnya.
Lebih lanjut lagi, Hartono S. Si, mengatakan bahwa komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Tembilahan antara lain: emas perhiasan, jengkol, bawang merah, telepon seluler,
rokok kretek filter, udang basah, petai, gula pasir, rokok putih, mie kering instan, tempe, minyak goreng, kayu lapis dan komoditas lainnya.
"Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 4 kota mengalami deflasi dan 20 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Kota Tembilahan
sebesar 0,43% dan inflasi terendah di Kota Padangsidimpuan sebesar 0,04%. Sedangkan deflasi tertinggi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,92% dan deflasi terendah di Kota Banda Aceh sebesar 0,08%," ujarnya.
Kepala BPS Hartono S. Si, menambahkan "di Indonesia, dari 90 kota IHK, 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Bau-bau sebesar 0,88 persen
dan inflasi terendah di Kota Balikpapan, Depok dan Cirebon masing- masing sebesar 0,02%. Sementara deflasi tertinggi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,92% dan deflasi terendah di Kota Bogor dan Semarang sebesar 0,02%," tutupnya.