Isu Minuman Rasa Dikaitkan dengan Gangguan Ginjal Anak di Inhil

KILASRIAU.com  - Kasus gangguan ginjal pada anak dalam beberapa tahun terakhir terus menjadi perhatian serius di tingkat nasional. 

Penyakit yang sebelumnya lebih banyak menyerang orang dewasa dan lanjut usia, kini justru mulai mengancam anak-anak pada usia dini.

Kondisi tersebut juga terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Berdasarkan data yang dihimpun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada Tembilahan, tercatat sembilan anak mengalami gangguan ginjal sepanjang Januari hingga September 2025. 

Angka tersebut diungkapkan langsung oleh Direktur RSUD Puri Husada, dr. Rahmat Susanto, melalui dr. Dwi Gunawan MD, MPh.

“Untuk kasus gangguan ginjal pada anak di RSPH terdata ada sembilan anak periode Januari sampai September 2025,” ujar dr. Dwi, Kamis (2/10/2025).

Menurut dr. Dwi, penyebab pasti gangguan ginjal pada anak-anak di Inhil hingga kini belum dapat dipastikan karena penelitian medis lebih mendalam belum dilakukan. Namun, berdasarkan catatan medis, faktor genetik dan infeksi masih menjadi penyebab terbanyak dari kasus-kasus yang muncul. 

“Sampai sekarang, penyebab pastinya belum bisa dipastikan. Belum ada penelitian dari pihak RSUD sendiri. Namun secara umum, penyakit genetik dan infeksi menjadi faktor dominan,” jelasnya.

Di sisi lain, sejumlah isu berkembang di lapangan mengenai kemungkinan pemicu lain, salah satunya kebiasaan anak-anak mengonsumsi minuman berperisa atau minuman rasa yang marak dijual di sekolah. Minuman jenis ini diduga memiliki kadar gula yang sangat tinggi sehingga memperberat kinerja ginjal.

“Anak-anak kita suka minum minuman rasa yang kandungan gulanya diduga terlalu tinggi. Kondisi ini bisa memperburuk fungsi ginjal. Namun, ini masih sebatas dugaan, tetap perlu penelitian lebih lanjut,” ungkap seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.

Meningkatnya jumlah kasus gangguan ginjal pada anak di Inhil pun mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk organisasi mahasiswa. 

Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tembilahan, Muhammad Yusuf, menilai pemerintah daerah dan DPRD Inhil harus segera turun tangan. Menurutnya, kasus yang hampir menyentuh angka 10 dalam kurun waktu kurang dari setahun merupakan kondisi yang tidak bisa dipandang ringan.

“Jika dalam satu tahun sudah mendekati 10 kasus, artinya ada ketidakberesan di lapangan. Pemerintah daerah harus segera melakukan penelitian mendalam, melibatkan pihak terkait, dan menyiapkan kebijakan khusus agar ancaman ini tidak semakin meluas,” tegas Yusuf.

Ia juga menekankan bahwa masalah kesehatan anak merupakan isu strategis yang harus mendapat perhatian penuh karena menyangkut masa depan generasi penerus bangsa. Menurutnya, pencegahan dini jauh lebih penting dibanding penanganan saat kondisi anak sudah kritis.

Hingga kini, pihak RSUD Puri Husada bersama jajaran medis masih melakukan upaya penanganan intensif terhadap pasien anak yang mengalami gangguan ginjal. Masyarakat pun diimbau agar lebih memperhatikan pola hidup sehat anak, termasuk mengawasi asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari.


Baca Juga