Bea Cukai Aceh Dukung Pembukaan Jalur Pelayaran Langsung Lhokseumawe Penang

KILASRIAU.com, Banda Aceh – Kantor Wilayah Bea Cukai Aceh menyambut positif rencana pembukaan jalur pelayaran langsung Lhokseumawe–Penang yang digagas Pemerintah Daerah Aceh. Jalur ini dinilai dapat menjadi gerbang ekspor langsung Aceh ke pasar internasional sekaligus momentum yang baik bagi kebangkitan perekonomian daerah. 

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai Kanwil Bea Cukai Aceh, Asral Efendi, pada 25 September 2026.

“Asral menyebut, jalur ini jika dapat dimanfaatkan dengan baik, akan sangat menguntungkan bagi berbagai komoditas unggulan Aceh, terutama hasil perkebunan seperti kopi, kakao, pinang, rempah-rempah, dan kelapa sawit beserta turunannya. Selain itu, sektor perikanan dan produk UMKM olahan yang membutuhkan kecepatan pengiriman juga berpotensi besar terdongkrak,” ujarnya.

Selama ini ekspor Aceh sebagian besar dilakukan pada pelabuhan di Sumatera Utara. Hal tersebut menimbulkan tantangan terkait biaya logistik akibat transportasi darat dan potensi double handling, serta waktu tempuh lebih lama yang berdampak pada daya saing produk. Dengan adanya jalur langsung, diharap?an selain terjadi efisiensi biaya dan waktu, juga meningkatkan volume dan nilai devisa ekspor, meski angka pasti penurunan biaya logistik masih perlu kajian bersama para pelaku usaha.

Peran Bea Cukai: Fasilitator dan Pengawas

Bea Cukai Aceh menegaskan komitmennya sebagai fasilitator dan pengawas dalam mendukung kelancaran ekspor lewat jalur baru ini. Dari sisi regulasi, prosedur kepabeanan akan dipastikan sederhana, cepat, dan transparan. 

Sementara itu, fasilitas asistensi dan bimbingan akan diberikan kepada calon eksportir, termasuk pelaku UMKM, agar dapat memanfaatkan peluang ekspor secara maksimal.

“Infrastruktur dasar di Pelabuhan Krueng Geukueh, Lhokseumawe, memang telah tersedia. Bea Cukai bersama Pelindo dan instansi terkait lainnya tentunya akan terus berkoordinasi memastikan fasilitas pendukung seperti area pemeriksaan, sistem IT, serta perangkat pengawasan berupa CCTV dan X-ray memenuhi standar. Pelabuhan ini juga telah mengimplementasikan National Logistic Ecosystem (NLE) melalui Single Submission (SSM) Ekspor sejak Oktober 2023,” jelas Asral.  

Sinergi antara pemerintah daerah, pusat, pelaku usaha, serta kolaborasi antarinstansi merupakan kunci keberhasilan jalur pelayaran ini.

Momentum Kebangkitan Ekspor Aceh

Asral optimistis pembukaan jalur Lhokseumawe–Penang dapat menjadi momentum kebangkitan ekspor Aceh. Dengan akses langsung, produk UMKM dan komoditas unggulan daerah dapat tercatat sebagai ekspor asal Aceh, yang berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi dan  pendapatan daerah serta membuka lebih banyak peluang usaha bagi masyarakat.

“Strategi yang diterapkan tentunya manajemen risiko berbasis teknologi informasi. Proses pelayanan tentu akan cepat melalui sistem otomasi, sementara pengawasan diperkuat dengan analisis data intelijen dan penggunaan alat pemindai modern. Tujuannya agar pelayanan cepat, transparan, dan tidak mengganggu kelancaran arus barang,” tambahnya.

Bea Cukai Aceh memastikan kesiapan infrastruktur kepabeanan terus ditingkatkan agar sesuai standar internasional dan tidak menimbulkan beban tambahan bagi pelaku usaha. 

Berdasarkan hasil koordinasi terakhir dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan, targetnya adalah pelayaran ini dapat mulai beroperasi secara resmi pada Bulan Oktober 2025. Namun untuk jadwal pastinya penetapan jadwal ada di Pemda dan koordinasi dengan istansi terkait lainnya.

“Kami siap memberikan asistensi gratis melalui Klinik Ekspor, sehingga para pelaku usaha tidak terbebani biaya tambahan maupun waktu tunggu yang lama. Harapannya, jalur langsung ini dapat menjadi pintu baru kebangkitan ekonomi Aceh,” pungkas Asral.


Baca Juga