KILASRIAU.com – Duka mendalam masih menyelimuti warga Kelurahan Pulau Kijang, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, pasca musibah kebakaran yang terjadi pada Rabu (10/9/2025) sekitar pukul 15.40 WIB.
Peristiwa naas tersebut melanda permukiman padat penduduk di Lorong Cempaka dan Lorong Bunga Tanjung, Jalan SMP, dan dalam hitungan menit menghanguskan sedikitnya 23 rumah, merusak berat 2 rumah, serta merusak ringan 7 rumah.
Akibat kebakaran itu, sebanyak 25 kepala keluarga dengan total 76 jiwa kehilangan tempat tinggal dan sebagian besar harta benda mereka. Kobaran api yang begitu cepat merambat membuat warga tak sempat menyelamatkan banyak barang berharga.
Saat ini, sebagian besar korban terpaksa tinggal sementara di rumah keluarga maupun kerabat terdekat, sebab belum tersedia lokasi pengungsian resmi.

Sebagai bentuk kepedulian, sejumlah pihak turun langsung menyalurkan bantuan, salah satunya Ikatan keluarga Minang Riau Kabupaten Indragiri Hilir (IKMR) berserta pengurus IKMR kecamatan Tempuling dan Kecamatan Kempas yang diketuai Romi Irawan. Bantuan berupa uang tunai serta pakaian layak pakai diserahkan langsung kepada para korban di lokasi bencana, Ahad (14/9/25).
Prosesi penyerahan bantuan berlangsung sederhana namun penuh haru. Warga yang terdampak menyambut baik kedatangan pengurus IKMR Kab Inhil, bahkan tak sedikit yang menitikkan air mata saat menerima bantuan tersebut.
“Kami dari IKMR kab Inhil sangat prihatin atas musibah ini. Kehadiran kami merupakan bagian dari misi sosial untuk selalu dekat dengan masyarakat, terutama ketika dilanda bencana. Bantuan ini memang tidak akan bisa menggantikan kerugian yang ada, namun setidaknya dapat sedikit meringankan beban warga yang sedang berduka,” ujar Ketua IKMR kab Inhil, Romi Irawan.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus memantau kondisi korban dan membuka peluang menyalurkan bantuan lanjutan bila masih ada kebutuhan yang mendesak.
“Kami berharap masyarakat tetap kuat, sabar, dan saling mendukung satu sama lain. InsyaAllah, musibah ini bisa menjadi awal bagi kebangkitan bersama,” tambahnya.

Salah seorang warga terdampak, mengaku masih syok atas kejadian tersebut. Ia menceritakan bagaimana dirinya bersama keluarga hanya bisa menyelamatkan diri tanpa membawa barang-barang penting.
“Api begitu cepat merambat, kami hanya sempat keluar rumah dengan pakaian yang melekat di badan. Semua barang habis, mulai dari surat-surat penting, pakaian, sampai perabot rumah. Kami sangat berterima kasih atas bantuan dan perhatian yang diberikan, karena saat ini kami benar-benar bergantung pada uluran tangan orang-orang yang peduli,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Hingga kini, kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan air bersih masih menjadi prioritas utama bagi korban. Pemerintah kecamatan bersama pihak terkait terus berkoordinasi untuk memastikan bantuan dapat disalurkan tepat sasaran.
Musibah kebakaran di Pulau Kijang ini kembali menjadi pengingat pentingnya semangat gotong royong dan solidaritas sosial di tengah masyarakat. Banyak pihak berharap, perhatian tidak hanya berhenti pada tahap tanggap darurat, melainkan berlanjut hingga proses pemulihan dan pembangunan kembali kehidupan warga yang terdampak.
Sementara itu, Camat Reteh, Zailani, menyampaikan apresiasi atas respon cepat dan kehadiran pengurus IKMR di tengah masyarakat yang sedang dilanda musibah.
“Kami menyampaikan terima kasih atas perhatian nya. Ini bukan sekadar bantuan materi, tetapi bentuk solidaritas kemanusiaan yang sangat berarti bagi masyarakat kami. Semoga menjadi contoh bagi pihak lain untuk turut peduli,” ujarnya.