Optimalisasi Produksi Aia Aka Berbahan Dasar Saripati Daun Cincau Guna Peningkatan Kualitas Konsumsi Masyarakat

KILASRIAU.com  - Multikulturalisme bangsa Indonesia dapat disorot dari ragam budaya masyarakat yang tersebar dari ujung barat hingga ujung timur pulau Indonesia. Budaya tersebut salah satunya berbentuk tradisi kuliner yang tumbuh dari berbagai suku bangsa di Indonesia.  Indonesia dikenal oleh berbagai negara di dunia dengan negara yang memiliki potensi kekayaan hayati kedua terbesar setelah Brazil.

Adapun keanekaragaman hayati yang terbesar di Indonesia terletak pada kekayaan tanaman pertaniannya. Ragam tanaman tersebut mempunyai kandungan manfaat yang tinggii jika diolah secara optimal oleh masyarakat Indonesia. Tanaman-tanaman yang ada dapat diolah menjadi makanan ataupun minuman tradisional yang berkhasiat, salah satunya daun cincau. 

Daun cincau merupakan tumbuhan yang dapat dikelola dengan mudah serta aman untuk dikonsumsi. Daun cincau dapat diolah menjadi minuman tradisional yang memiliki cita rasa yang khas serta bermanfaat dikonsumsi oleh manusia.

Masyarakat di pulau Sumatera khususnya daerah Sumatera Barat dan Riau telah melakukan upaya pengoptimalisasian saripati daun cincau menjadi minuman tradisional Aia Aka. Minuman Aia Aka memiliki beragam manfaat diantaranya yaitu; melancarkan pencernaan, meredakan panas dalam, demam, dan sariawan, menjaga kesehatan jantung, kulit dan ginjal, mampu memperlancar persalinan bagi ibu hamil serta menjaga serta memperkuat sistem imun.

Akibat perkembangan zaman yang menggerus eksistensi minuman tradisional seperti Aia Aka ini maka diperlukan upaya pengoptimalan dan beragam inovasi untuk dapat menarik minat konsumen.

"Maka dari itu saya sebagai salah satu mahasiswa KKN Tematik UPI bersama dengan kelompok KKN dengan basis Kampung Tualng tertarik untuk melakukan observasi proses pembuatan Aia Aka hingga penjualannya oleh pedangang di Desa Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau," kata salah satu mahasiswa kukerta.

Dari hasil observasi pada kegiatan KKN ini memiliki kebermaknaan yaitu dengan adanya pengoptimalan saripati daun cincau menjadi Aia Aka dapat menjadi sebuah mata pencaharian salah satu warga yang ada di Desa Tualang dari tahun 1998 hingga sekarang.

Adapun upaya pengoptimalan produksi Aia Aka di Desa Tualang sejalan dengan salah satu topik dari tema KKN Tematik UPI yaitu Sustainable Development Goals (SDG’s Desa) mengenai konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan. Aia aka merupakan minuman tradisional yang awalnya berasal dari saripati akar tanaman kalimpanang.

Namun dikarenakan akar kalimpanang sulit ditemukan, maka diganti dengan sari pati daun cincau yang telah melewati tahap perasan. Cita rasa tradisional yang khas dimiliki oleh Aia aka ini menjadi wadah pelestarian minuman tradisional kaya manfaat selain dijadikan sebagai mata pencaharian oleh Bapak Iky di Desa Tualang.

Bahan baku yang digunakan oleh Bapak Iky ialah daun cincau yang dibudidayakan di halaman rumahnya, sehingga dapat dikatakan bahan baku untuk pembuatan Aia Aka ini cukup mudah diperoleh. Daun cincau merupakan bahan baku utama dalam pembuatan Aia Aka yang diproduksi oleh Bapak Iky. Tetapi terdapat bahan baku pendukung lainnya yakni daun bunga putih/pecah piring, gula merah, gula putih, vanili dan santan.

Ketika dilakukan sesi wawancara Iky ketika pada tanggal 25 Juli 2022, mengatakan setiap harinya ia mulai berjualan pada pukul 09.00 WIB ke sekolah-sekolah yang ada di lingkungan Kampung Tualang. Penjualannya habis dalam sehari sekitar pukul 14.00 ataupun 16.00 WIB tergantung keadaan cuaca yang terjadi dihari jual. Anak-anak sekolah khususnya jenjang Sekolah Dasar yang dikunjungi oleh Bapak Iky sangat banyak meminati Aia Aka. Iky tidak mematok harga jual untuk anak-anak sekolahan, hal ini menjadi tidak menyulitkan anak-anak sekolah untuk menikmati minuman tradisional kaya manfaat ini. 

Upaya konkret yang dapat dilakukan untuk menggenjot produksi serta mempertahankan eksistensi Aia aka ialah dengan melakukan perubahan pada aspek-aspek tertentu, salah satunya varian rasa serta kemasan. Aia aka yang diproduksi oleh Bapak Iky memiliki beragam varian cita rasa yang menggugah selera konsumen, yakni rasa gula merah dan santan. Konsumen bebas memilih rasa kesukaannya.

Adapun dalam segi kemasan, Bapak Iky masih menggunakan plastik karena target pasarnya ialah anak sekolahan. Tetapi setelah diobservasi, penikmat Aia Aka tidak hanya anak-anak sekolahan, maka dari itu diperlukan inovasi kemasan sesuai dengan perkembangan zaman yang jauh lebih menarik untuk memikat pembeli dari berbagai tingkatan usia.


Baca Juga