Masjid Jamik Koto Inuman, Salahsatu Objek Wisata Religi Yang Patut Dilestarikan

TELUK KUANTAN - Ada beberapa objek wisata di Kabupaten Kuantan Singingi baik yang bersifat Alami seperti destinasi wisata air terjun, pemandian air panas, kemudian ada Tobek Pebaun dan Sungai Napal Kuning kemudian juga ada pantai Jai-jai Raok, ada danau dan lain sebagainya.

Hal demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kuantan Singingi, Drs. Azhar, MM,.CPM saat berbincang santai ketika ditemui di ruang kerjanya, kantor Pariwisata Kabupaten Kuantan Singingi di komplek Perkantoran Pemerintah Daerah (Pemda) Kuansing, Riau, pada Selasa (10/05/2022) siang.

Disamping itu, kata Azhar, di kabupaten Kuantan Singingi ada hal yang sangat menarik yang kalau kini kita kemas dengan baik, juga akan menjadi objek wisata yang tidak kalah menarik daripada objek-objek wisata yang lainnya yang berada di wilayah kabupaten Kuantan Singingi, yaitu Masjid Jamik yang ada di desa Koto Inuman, kecamatan Inuman, kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

"Masjid Jamik ini merupakan masjid yang tertua di provinsi Riau. Masjid Jamik ini didirikan sekitar kurang lebih dua ratusan tahun yang silam. Sekitar tahun 1800_an (seribu delapan ratus_an)," begitu kata Azhar menerangkan.

Lanjut Azhar, yang menjadi keunikan masjid Jamik ini adalah, masjid Jamik ini masjid tertua di provinsi Riau yang hingga saat ini masih berdiri tegak dan kokoh, meski sudah ada beberapa bagian masjid ini sudah dilakukan perbaikan-perbaikan ringan.

"Sementara ornamen ataupun tiang-tiang pada masjid Jamik itu masih ada hingga sekarang," kata Azhar menjelaskan.

Azhar juga mengatakan bahwa, tiang-tiang yang ada pada masjid Jamik ini berjumlah 12 (dua belas) tiang. Juga termasuk tiang tengah yang menjadi tiang utama dari masjid Jamik ini, diperkirakan mencapai ketinggian kurang lebih dua puluh meter. 

"Tiang tengah dari masjid Jamik ini, diperkirakan tingginya lebih dari 20 m (dua puluh meter). Tiang ini asli dari kayu yang didirikan oleh Syekh Soleh," kata Azhar membeberkan.

Harapan Azhar, objek ini perlu dilestarikan dan di angkat ke publik, bahwa masjid Jamik yang ada di Koto Inuman mempunyai nilai sejarah, bahwasanya perkembangan Islam pertama kali di Riau. 

"Masjid Jamik ini memiliki sejarah yang patut kita lestarikan dan kita angkat ke permukaan," harap Azhar.

Menurutnya, masjid Jamik inilah yang pertama kali didirikan di provinsi Riau. Dimana, masjid yang mempunyai nilai sejarah ini terdapat di daerah pedesaan di kabupaten Kuantan Singingi.

"Ternyata masjid yang pertama kali didirikan di provinsi Riau terdapat di desa kecil di bagian kecamatan Inuman daerah kabupaten kita Kuantan Singingi," kata Azhar merasa bangga.

"Masjid yang dibangun oleh Syekh Soleh itu, keaslian tiang-tiangnya masih ada dan terlihat jelas sampai sekarang, ini patut kita apresiasi, kita jaga dan kita rawat dengan baik," kata Azhar lagi.

Namun seiring perkembangan zaman, masjid ini diperbaharui terutama pada bagian dinding, yang awalnya dari bahan kayu, sekarang sudah menjadi dinding semen. Perubahan komponen bagian masjid terakhir dilakukan pada tahun 2012, dimana dinding masjid pada bagian puncak juga telah disemen.

"Salah satu komponen masjid yang diperkirakan masih asli adalah tiang masjid," imbuh Azhar.

Masjid Jamik yang berada di desa Koto Inuman tersebut sampai saat ini masih digunakan masyarakat Muslim tempat beribadah, meskipun tidak pernah diperbesar lagi pada bagian ruangan dalamnya.

Menurut Azhar, masjid Jamik yang berada di desa Koto Inuman ini adalah masjid bersejarah. Dimana, Azhar mengatakan bahwa masjid Jamik yang pertama kali didirikan di provinsi Riau di desa Koto Inuman, kecamatan Inuman, kabupaten Kuantan Singingi, Riau, tentu pertama kali juga Islam itu masuk dan berkembang di Riau tepatnya di Koto Inuman.

"Kalau kita berfikir, bahwa di situ masjid tertua, pastilah kita berfikir Islam awalnya dikembangkan di provinsi Riau. Tentu seperti itu," begitu kata Azhar menerangkan.

Lanjut Azhar, "kita berpendapat bahwa Islam itu pertama kali disebarkan di kabupaten Kuantan Singingi tepatnya di desa Inuman," demikian kata Drs. Azhar, MM.,CPM, Kepala Dinas Pariwisata Kuantan Singingi menyampaikan.**


Baca Juga