M. Sabit Ajak Masyarakat Petani Kreatif Menjalankan Roda Ekonomi dan Tidak Fokus pada Kelapa Saja

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Inhil, M. Sabit Bahar

KILASRIAU.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Inhil, M. Sabit Bahar mengajak masyarakat petani untuk kreatif dalam menjalankan roda ekonomi dan tidak fokus bergantung pada kelapa.

Politisi dari Insel ini mengatakan petani di Inhil harus ada alternatif lain yang ditanam di kebun untuk menyelamatkan ekonomi keluarga.

"Selain kelapa, kita bisa tanam pinang, pisang, jengkol, petai dan nenas. Jadi ketika kelapa lagi jatuh harga ada penghasilan lain yang bisa membantu untuk menguatkan ekonomi," jelasnya, Minggu (19/7/2020).

Sabit juga menceritakan jika dirinya sudah terjun langsung ke masyarakat mensosialisasikan "Petani Kreatif  Kebun Produktif" yang ia  gagas sendiri melalui program pribadi untuk menjemput aspirasi masyarakat.

"Sejauh ini saya melihat permasalahan pokok di tengah masyarakat adalah ekonomi, jika ekonomi masyarakat bagus tidak susah mereka berobat tidak susah mereka menyekolahkan anak. Maka disini saya mulai membuat terobosan terbaru buat masyarakat agar Petani Kreatif Kebun Produktif dengan menghidupkan lahan tertidur diolah ditanami Pinang, Pisang, Nenas, Petai/ Jengkol," ucapannya.

Politisi Partai Demokrat ini menjelaskan kebun yang ia bangun ini murni tidak ada tanaman kelapa, karena ia lebih fokus kepada pinang dan jengkol/petai. "Empat hektar kebun digarap tidak ada kelapa karena kelapa memiliki akar sama seperti pinang, saya lebih memilih pinang agar pertumbuhan lebih bagus, sementara untuk tanaman di tengah yakni jengkol karena jengkol daunnya menjadi pupuk saat jatuh ke tanah, selain itu ada juga tanaman pisang yang diisi untuk tanaman tambahan," sebut Sabit.

Sabit memandang ada titik keterbatasan petani dalam mengolah lahan sehingga lahan yang sekian banyak tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya.

"Kalau di daerah Benteng sudah saya pantau, jika ada lahan belukar terlihat saya tawari pemiliknya untuk digarap dengan pola kerjasama dan kami siap menyediakan alat berat untuk mengerjakan dengan perjanjian bagi hasil. Begitu juga sebaliknya jika ada masyarakat yang tidak punya lahan namun mau bekerja kita arahkan ke lahan yang sudah kita ajak kerjasama agar sama-sama berjalan," tukasnya.

Meskipun program ini masih baru, ujar Sabit, namun ia mencita-citakan tidak ada lagi sejengkal lahanpun yang tertidur  khususnya di Benteng. "Yang jadi permasalahan adalah yang tinggal di kuala terkena air asin karena pasang, yang tinggal di ujung terkena air asam karena tidak ada saluran keluar, maka dari itu perlu adanya pola pemikiran untuk mengaktifkan ini agar betul-betul bertani sesuai harapan. Selain itu, bibit yang ditanam juga harus betul-betul yang bagus jadi hasilnya juga memuaskan," paparnya.






Tulis Komentar