Ketua TP PKK Inhil, Didampingi Organisasi Profesi Kesehatan Sambangi 3 Anak Penderita Kurang Gizi

KILASRIAU.com - Hj Zulaikha Wardan yang didampingi oleh Direktur Rumah Sakit 3M Plus, Dr Halomoan, BS, jajaran TP PKK Kabupaten Inhil, jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil dan Kepala UPT Puskesmas Gajah Mada Tembilahan

menyambangi rumah anak-anak penderita gizi buruk atau malnutrisi, Selasa (18/2/2020) sore di Tembilahan.

Dalam kunjungan tersebut juga memberikan sejumlah bantuan kepada orang tua anak penderita malnutrisi. Dan ini merupakan sumbangan-sumbangan organisasi profesi kesehatan (IDI, IBI, PDGI, PPNI, PTGMI, PATELKI, IAKMI, IAI, PAFI, HAKLI, IFI, PERSAGI), Dinsos, Dinkes,  Dinas Perkim, Ibu Camat Tembilahan, Ibu Lurah Tembilahan Hilir.

Perlu diketahui bahwa ada tiga titik yaitu Parit 15, Gang Jelita, Jalan Kembang Gang Sederhana dan Gang Cahaya Lorong Sempurna Tembilahan.

Masing-masing orang tua dari anak penderita malnutrisi tampak terharu dan sangat gembira, manakala Ketua TP PKK Kabupaten Inhil, Hj Zulaikha beserta rombongan hadir secara langsung di hadapan mereka. Bahkan, salah seorang orang tua anak penderita malnutrisi tak kuasa menahan tangisan harunya.

Hj Zulaikha selaku Ketua TP PKK Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), mengatakan bahwa ketiga anak penderita malnutrisi ini hingga saat ini berada di bawah pengawasan UPT Puskesmas Gajah Mada, Tembilahan, dan telah memiliki perkembangan yang baik, namun masih memerlukan penanganan lebih lanjut.

"Alhamdulillah, Hari ini, kita telah mengunjungi anak-anak yang terdata oleh Dinas Kesehatan sebagai penderita kurang gizi yang mendekati stunting. Pelaksanaan pada sore ini juga merupakan bentuk kepedulian masyarakat. Dan Kita dapat melihat langsung serta memberikan bantuan asupan gizi," ucap Hj Zulaikha.

Menurut Ketua TP PKK Kabupaten Inhil dari hasil kunjungan ke rumah anak pertama penderita malnutrisi, didapati bahwa sang anak yang bernama Kayla belum bisa berjalan di usia yang semestinya telah pandai berjalan.

"Ini karena fisiknya. Perlu bantuan dari rumah sakit, butuh fisioterapi karena mereka tidak ditanggung oleh BPJS. Semoga bisa didudukkan bersama pendanaannya seperti apa," tuturnya.

Kemudian anak kedua yang bernama Natania, bahwa asupan gizi telah mencukupi, namun secara genetik perlu juga mengikuti fisioterapi sebagai bentuk penanganan lebih lanjut. Sedangkan untuk anak terakhir bernama Azriwardana yang berdasarkan keterangan orang tuanya diketahui kerap kali mengalami sakit yang mengakibatkan asupan gizi tidak mencukupi karena nutrisi yang masuk tidak terserap secara penuh oleh tubuh.

"Kata pak Halomoan tadi, karena sering sakit makanan yang dimakan tidak tersedot. Ini juga perlu pemeriksaan lebih lanjut mungkin oleh dokter anak, apa sih penyebab anak ini sering sakit sehingga pertumbuhannya terhambat," tutup Zulaikhah.

Selanjutnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Zainal Arifin melalui Kabid Kesehatan Devi natali SK MH mengatakan bahwa Dinas Kesehatan menentukan anak stunting dan tidak stunting itu sudah sesuai dengan pedoman, dan tenaga gizi

"kami di Dinkes serta Puskesmas sudah mengikuti pelatihan tentang stunting ini. Karena ada aplikasi tersendiri namanya Elektronik Pencatatan Pelaporan Berbasis Gizi Masyarakat (E PPBGM) . Dari sini akan terverifikasi anak stunting dan tidak," jelasnya.

Kabid Kesehatan Devi menututurkan bahwa Aplikasi ini dipakai secara nasional seluruh Indonesia. Bahkan dari Kementrian Desa, kemenkes, kementrian lain, Bappenas semua mengambil data dari E PPBGM ini.

"Jadi, tidak semabarang menentuka  anank stunting atau tidak. Kita lihat dari Tinggi Badan per umur anaknya. Kalau kasus gizi buruk kita lihat dari tinggi badan anak per berat badan anak. Mungkin ini meluruskan sebagaimana apa yg disampaikan Pak dokter tadi, secara medisnya. Kalau kota sesuai pedoman yang didapat dari Kementrian Kesehatan," jelasnya.






Tulis Komentar