Kabupaten Inhil Masuk dalm Daftar Tertinggi Kasus Penyakit HIV/AIDS

KILASRIAU.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Inhil (Inhil) mencatat

dari Rekap Data HIV dan AIDS sebanyak 252 Penderita HIV dan 178 Penderita AIDS, Selasa (17/12/2019).

Dari data yang diperoleh dari Dinkes Kabupaten Inhil tersebut terhitung dari tahun 2010- Oktober 2019, yang terdiri dari 252 penderita HIV ada sebanyak 160 Laki-laki dan 92 Perempuan sedangkan untuk penderita AIDS dari 178 orang yang terdiri dari 118 Laki-laki dan 60 perempuan.

Diketahui dari 20 kecamatan yang ada di Inhil, Kecamatan Tembilahan tercatat sebagi kecamatan yang paling banyak masyarakatnya yang terinfeksi Penyakit HIV yaitu sebanyak 80 orang, disusul Kecamatan Tembilahan Hulu sebanyak 35 Orang, dan Kecamatan Kateman 27 orang. Sedanagkan untuk penderita Aids Kecamatan Tembilahan 53 orang disusul Tembilahan Hulu 27 orang dan Kecantikan Keritang 19 orang.

Saat di konfirmasi di ruanggannya Selasa (16/12/2019), Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil Subowo Radiyanto, SKM. M.KeS Menyebutkan untuk tahun 2019 penderita HIV mencapai 23 orang sedangkan AIDS 16 orang.

Subianto menyebutkan bahwa ada beberapa faktor resiko orang yang bisa menularkan penyakit HIV dan AIDS diantara seperti Heteroseksual, Homoseksual, Ibu ke anak/MTCT, peengguna Napza/IDU, Transfusi darah, dan Biseksual. Dan ini telah dilakukan penyuluhan yang dilakukan Dinkes Inhil melalui Puskesmas yang ada di tiap daerah secara berkala.

"Terkena penyakit HIV dan AIDS ini tentunya sudah banyak yang mengetahui faktor penyebabnya. Dan kami dari Dinkes Inhil telah melakukan penyuluhan secara berkala yakni 3 bulan sekali melalui puskesmas dan ini rutin di lakukan penyuluhan dan pemeriksaan HIV dan AIDS di tiap daerah. Penyuluhan dan pemeriksaan ini dilakukan agar bisa  mencegahan perluasan perkembangan virus berbahaya ini," ujar Subowo.

Subowo menututurkan bahwa yang menjadi titik penyuluhan dan pemeriksaan HIV dan AIDS salah satunya tempat hiburan malam, apalagi dari 27 puskesmas yang ada di Inhil ada 24 puskesmas yang sudah bisa melakukan pemeriksaan HIV dan AIDS yang didukung oleh alat yang mempuni, dan untuk ibu hamil dilakukan pemeriksaan di awal semester pertama.

"Maka dari itu, untuk menekan angka penderita HIV dan AIDS di Inhil, Dinkes Inhil selalu berupaya melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah, terutama di sekolah menengah atas, karena di usia seperti itulah para pelajar/remaja suka bereksperimen dengan hal-hal yang belum pernah ia lakukan dan tingkat keingin tahuannya sangatlah besar," ucap Subowo.

Subowo juga mengatakan apabila dalam penyuluhan dan pengecekan terdapat seseorang yang terinfeksi HIV maka dinkes akan melakukan pendampingan khusus melalui LSM yang bergerak di bidang HIV dan AIDS.

"Ketika didalam penyuluhan dan pengecekan ditemukannya penderita yang positif HIV dan AIDS maka dinkes melalui LSM yang bergerak di bidangnya akan melakukan pendampingan Khusus. Dalam tahap awal penderita HIV dan AIDS akan diberikan motifasi agar tetap semangat menjalani hidup, setelah itu baru di lakukan pengobatan. Pengobatan dilakukan agar penyakit yang diderita tidak cepat menular ke orang lain, sebab kalau ditangani dengan cepat Insya Allah penyakit tersebut tidak akan mudah untuk ditularkan. Namun, aapabila sudah mengalami komplikasi akan susah untuk di sembuhkan," jelas Subowo.

Subowo mengukapkan bahwa untuk di Inhil baru ada 3 tempat pelayanan yang bisa melayani pasien/penderita HIV dan Aids yaitu RSUD Puri Husada, Puskesmas Tembilahan Kota, dan Puskesmas Sungai Guntung.

"Pelayanan terhadap pasien/penderita HIV dan AIDS khususnya di Inhil hanya bisa dilakukan di 3 tempat yaitu RSUD Puri Husada, Puskesmas Tembilahan Kota, dan Puskesmas Sungai Guntung, di Rumah sakit dan Puskesmas yang lain hanya bisa menemukan belum bisa melakukan pelayanan atau pengobata, dan pengobatan terhadap penderita HIV dan AIDS untuk saat ini hanya sekedar pencegahan dan penghambatan penyebaran virus di tubuh pasien itu sendiri, belum ada obat yang bisa mengobati pasien secara utuh. Oleh karena itu, Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat agar kiranya menghindari perbuatan yang bisa menimbulkan penyakit HIV dan Aids," ungkap Subowo.

Menanggapi informasi terkait bahwa Inhil termasuk 5 besar penderita HIV dan  AIDS di Riau Dinkes Inhil membenarkan  hal tersebut.

"Memang Iya, kalau untuk kumulatif nya, Inhil memang tinggi penemuan HIV dan AIDS, dan itu dibuktikan dari penemuan kawan-kawan dari Dinkes yang turun kelapangan. Penemuan ini merupakan kerja keras dari Dinkes Inhil, bukan berarti penemuan kasus yang banyak itu prestasi akan tetapi itu adalah bukti bahwa dinkes Inhil bekerja," tutup Subowo Kabid P2p dinkes Inhil.






Tulis Komentar