Indonesian Harus Bisa Jadi Pemain Kelapa Nomor Satu Dunia

KILASARIAU.com  - Badan Pengembangan Industri Kepala (BPIK)  melaksanakan acara FGD Diseminasi Pengembangan Industri Kelapa Menuju Nomor Satu Dunia, yang diselenggarakan oleh BPIK bersama dengan KADIN Indonesia, di Jakarta kemarin (21/08/2019). 

Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi kelapa terbesar dunia. Luas lahan kelapa yang dimiliki 3,81 juta hektar, dengan hasil panen sebesar 15,4 milliar pertahun. 

Dari sisi sector ketenagakerjaan, jumlah petani kelapa mencapai 7 juta dengan tenaga kerja sebanyak 37 juta jiwa tersebar mulai dari tukang panjat, tukang kupas, bagian transportasi, pengepul, industry besar dan kecil serta penjual (retail). 

Meski demikian, sector industry kelapa masih belum digarap secara lebih maksimal, sehingga kurang bisa maksimal memberikan kontribusinya dalam perekonomian nasional. Produktifitas kelapa Indonesia masih kalah dengan India dan Filipina. 

Menurut Edy Ganefo, ketua umum KADIN Indonesia, kelapa itu adalah warisan nenek moyang yang harus kita jaga, lestarikan dan kembangkan. 

“Indonesia ini memiliki lahan kebun kelapa terluas dunia, tapi kita kalah menjadi negara penghasil terbesar kelapa.  Padahal ada Negara lain yang 40% devisanya  bersumber dari kelapa," kata Edy Gateforth. 

Semenatra itu Mufti Mubarok selaku ketua umum HIMKOTI (Himpunan Masyarakat Kelapa Online Terpadu Indonesia) menyatakan bahwa kegiatan FGD ini untuk menyatukan kepentingan stakeholder kelapa mulai dari petani, pemerintah, industry, eksportir dan masyarakat perkelapaan nasional. HIMKOTI ingin agar industri kelapa Indonesia bisa menjadi nomor satu di dunia.

"Untuk itu  HIMKOTI akan mendorong standarisasi harga hasil kelapa dan olahannya, memberikan bantuan permodalan bagi industri UMKM kelapa, mengembangan sentra sentra industri kelapa nasional, pembukaan lahan baru kelapa serta pengembangan peluan ekspor kelapa berbasis teknologi digital," kata Mufti Mukaromah. 

Mufti Mukaromah berharap Kedepannya, HIMKOTI ingin agar harga kelapa dari petani kelapa tidak lagi rendah harganya, tapi harus bernilai tinggi. Dengan beberapa strategi dan program HIMKOTI diatas, diharapkan kesejahteraan para petani kelapa semakin meningkat. Dengan demikian, pengembangan industry kelapa bisa menjadi penopang salah satu pilar ekonomi nasional, selain pertambangan dan sawit.






Tulis Komentar