Pengusaha Nilai Rusuh di Papua Bisa Beri Efek Minat Investasi

Ilustrasi

 

 

KILASARIAU.com -- Kalangan pengusaha menilai kerusuhan yang dipicu oleh oknum organisasi masyarakat (ormas) terhadap warga Papua berpotensi mempengaruhi minat investasi di kawasan timur Indonesia. 

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno menuturkan pemerintah perlu memberikan perhatian pada insiden tersebut. 

"Kalau melihat model kerusuhannya, pasti akan berdampak (pada investasi). Apalagi orang asing yang akan menanamkan investasinya, orang dalam negeri juga takut," ujarnya. 

Jika investasi terdampak, ia mengungkapkan, maka dikhawatirkan akan menjalar pada pertumbuhan ekonomi Papua Barat. Sebab, investasi merupakan salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi. 

Terlepas dari kerusuhan tersebut, ia bilang investasi di Papua selama ini tidak pernah bermasalah. Investor selalu mempertimbangkan keunggulan suatu daerah sebelum menanamkan investasinya. "Kalau rusuhnya destruktif, orang yang rencananya mau investasi jadi mikir. Nah, kalau tidak investasi bagaimana bisa ada pertumbuhan ekonomi," imbuhnya. 

Pandangan berbeda disampaikan oleh Ketua Kadin Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Publik Raden Pardede. Menurut dia, terlampau cepat menyimpulkan bahwa kejadian tersebut akan berdampak pada investasi dan pertumbuhan. Dampaknya, sambung dia, sangat bergantung pada respons pemerintah dan masyarakat terhadap persoalan ini. 

"Tentu kalau berkelanjutan pasti ada (dampak). Tetapi ini kan baru satu hari, jadi saya pikir terlampau cepat kami menyimpulkan," ujarnya. 

Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah dibantu dengan seluruh kalangan masyarakat bisa segera meredakan aksi demonstrasi itu. Sebab, kalangan pengusaha membutuhkan kepastian dari sisi ekonomi dan politik untuk mengucurkan investasi. Termasuk sambutan dari masyarakat setempat terhadap investasi itu sendiri. 

"Harapan kami bahwa kerusuhan ini tidak berlangsung lama," tuturnya. 


Di Papua, lanjutnya, masih unggul dari sisi sumber daya alam (SDA), meliputi pertambangan dan perkebunan. Geliat investasi makin ditopang dengan adanya perhatian pemerintah kepada infrastruktur dasar di Papua. 

"Bagaimanapun infrastruktur sangat bagus sekali untuk kondisi awal investasi. Jadi minat investasi pasti naik manakala infrastruktur sudah terbangun," katanya. 

Sebagai informasi, terjadi aksi demonstrasi yang berlangsung ricuh di Jayapura dan Manokwari, Papua, Senin (19/8). Aksi ini sebagai respons atas penangkapan puluhan mahasiswa Papua yang disertai intimidasi di Surabaya sehari sebelumnya.

Di sisi lain, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaruh perhatian penuh pada pembangunan ekonomi di Papua. Hal itu terbukti dengan upaya pemerintah membangun jalan Trans Papua. Pada periode 2015-2019, pemerintahan Jokowi menargetkan penyelesaian Trans Papua sepanjang 1.066 km. 

Selain itu, pemerintah juga berupaya memasang fasilitas listrik wilayah Papua dan mengembangkan program BBM satu harga ke wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).






Tulis Komentar