BMKG Simulasikan Ancaman Nyata Gempa Megathrust

Rahmat Triyono/RMOL

KILASARIAU.com - Dibanding hari sebelumnya, hari ini hotspot (titik panas) di Provinsi Riau mulai berkurang, Ahad (4/8/2019). Namun jumlahnya masih tergolong banyak, yakni 42 titik.

"Semua potensi gempa bumi sudah kami simulasikan apabila gempanya di Nias, di Mentawai, Pulau Enggano, semua sudah kami modelkan kira-kira kalau gempa (megathrust) itu terjadi," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2019).

BMKG sendiri menyadari bahwa ancaman gempa megathrust memang nyata di Indonesia. Tapi tidak ada yang mengetahui soal waktu gempa tersebut akan terjadi.

Karenanya, berbagai upaya terus dilakukan seperti simulasi gempa hingga membaca perkiraan para pakar akan potensi kekuatan gempa megathrust tersebut.

"Misalnya di Mentawai magnitudo 9.0 terus kami buat sebuah modeling kira-kira tsunaminya di situ tingginya berapa, waktu tibanya tsunami sampai ke Padang berapa, termasuk di daerah yang lain misal di selatan Jawa tentunya setiap modeling akan berbeda-beda," ungkapnya.

Mitigasi dalam hal ini juga terus digalakkan dengan memberi penjelasan dan pemahaman kepada masyarakat di daerah-daerah kabupaten dan kota khusus wilayah yang rawan gempa dan tsunami.

"Misalnya saat tsunami terjadi. Waktu tiba tsunami di kabupaten bapak-ibu waktu tibanya 20 menit misalnya. Sehingga waktu yang sisa itulah yang bisa dimanfatkan sebaik-baiknya untuk upaya mitigasi dengan melakukan evakuasi," tuturnya.

BPBD Jakarta Minta Pengelola Gedung Tinggi Periksa Lagi Keadaan Bangunan. 

BMKG melalui program BMKG goes to school juga telah mendatangi masyarakat di daerah-daerah rawan gempa untuk mengedukasi masyarakat terutama siswa sekolah.

"Untuk memahami ancaman gempa bumi tsunami dan upaya mitigasinya, apa-apa yang harus dilakukan sesaat, sebelum, dan sesudah gempa tsunami," tutup Rahmat.






Tulis Komentar