Sudinoto Resmikan Acara Pemandu Wisata Budaya (Sejarah) DAK Non Fisik Pelayanan Kepariwisataan Tahun

KILASARIAU.com - Dinas Pariwisata, Kepemudaan & Olahraga, & Kebudayaan Kabupaten Indragiri Hilir menyelenggarakan acara Pelatihan Pemandu Wisata Budaya (Sejarah) DAK Non Fisik Pelayanan Kepariwisataan Tahun 2019 Dalam Rangka Mengembangan Destinasi & Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Indragiri Hilir di Aula Hotel Inhil Pratama Tembilahan, Rabu, (24/07/2019). 

Acara Pelatihan Pemandu Wisata Budaya (Sejarah) DAK Non Fisik Pelayanan Kepariwisataan Tahun 2019 Dalam Rangka Mengembangan Destinasi & Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Indragiri Hilir yang berlangsung selama 3 hari dan diikuti oleh 40 orang peserta peserta pelatihan pemandu wisata berasal dari beberapa desa di Kabupaten Inhil yang terdiri dari unsur, Pendamping Desa, Pokdarwis dan Penggerak Pariwisata.

Untuk diketahui, pembiayaan kegiatan Pelatihan Pemandu Wisata Budaya (Sejarah) berasal dari RKA/DPA Dana Alokasi Khusus Non Fisik Pelayanan Kepariwisataan Tahun 2019.

Pelatihan ini dibuka langsung oleh Bupati Kabupaten Inhil, HM Wardan yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daetah Kabupaten Inhil, RM Sudinoto.

Namun, sebelum acara pelatihan dimulai, dilakukan penyerahan secara simbolis kartu tanda peserta dan sejumlah perlengkapan kepada perwakilan peserta oleh Bupati Kabupaten Inhil, HM Wardan yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daetah Kabupaten Inhil, RM Sudinoto, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga dan Kebudayaan Kabupaten Inhil, Junaidy Ismail dan para narasumber.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan agar dapat mengembangkan kemampuan Pramuwisata khususnya dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan, mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata di desa wisata, meningkatkan kompetensi SDM Pramuwisata dan mendapatkan pengakuan kompetensi terkini.

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga dan Kebudayaan Kabupaten Inhil, Junaidy Ismail Menuturkan, pelaksanaan pelatihan pemandu ini dilatarbelakangi oleh penerapan konsep desa wisata berbasis masyarakat.

“Masyarakat sebagai kekuatan utama dalam mengeksplorasi potensi wisata yang ada di daerah kita. Dan pemerintah hanya berperan untuk mendorong para peserta, inilah yang nantinya akan berkiprah menjadikan tempat wisata di Inhil wajib untuk dikunjungi oleh para wisatawan,” kata Junaidy dalam sambutannya.

Selain itu, Junaidy mengatakan, latar belakang dari penyelenggaraan pelatihan pemandu wisata budaya (sejarah) ini ialah minimnya keberadaan pemandu yang difungsikan untuk memasarkan potensi pariwisata budaya (sejarah) yang berada di Kabupaten Inhil.

“Banyak potensi yang kita miliki, terutama yang berkaitan dengan budaya dan sejarah. Salah satunya yang belum tergarap secara baik adalah wisata religi ziarah makam Tuan Guru, Syekh Abdurrahman Siddiq,” ungkap Junaidy.

Setiap tahun, wisata religi ziarah makam Tuan Guru, Syekh Abdurrahman Siddiq didatangi oleh puluhan ribu wisatawan dari berbagai daerah, baik lokal bahkan wisatawan asing.

“Dalam momen itu, para wisatawan banyak yang tidak memperoleh atau kesulitan mendapatkan akomodasi. Kita kekurangan pemandu yang bertugas untuk mengakomodir para wisatawan,” kata Junaidy.

Selama ini, Junaidy mengungkapkan sejumlah kendala dalam memajukan kepariwisataan di Kabupaten Inhil, diantaranya kurangnya promosi yang ditengarai oleh ketidakmampuan dan ketidakpedulian terhadap keindahan alam yang ada di Kabupaten Inhil.

Junaidy menuturkan selama ini, baik Pemerintah maupun masyarakat terjebak dalam paradigma bahwa hal – hal yang indah itu hanya berada di luar daerah lain dan di luar negeri. 

“Bagi kita, pemandangan pucuk nipah, pucuk kelapa itu sudah biasa. Namun, jangan salah, bagi mereka di luar sana, butir – butir kelapa yang mengakir di parit itu adalah sesuatu yang indah,” jelas Junaidy.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Inhil, HM Wardan yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Inhil, RM Sudinoto menyambut baik dan me






Tulis Komentar