Rupiah jadi Jawara Asia, Cadangan Devisa RI Naik

KILASRIAU.com -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.082 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Jumat (5/7) pagi. Posisi ini menguat 0,37 persen dibandingkan penutupan Kamis (4/7) yakni Rp14.134 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mencatat rupiah di posisi Rp14.148 per dolar AS, atau melemah dibanding kemarin yakni Rp14.106 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah bergerak di dalam rentang Rp14.082 hingga Rp14.150 per dolar AS.

Hampir seluruh mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia melemah 0,03 persen, dolar Hong Kong melemah 0,06 persen, dolar Singapura melemah 0,07 persen, dan yuan China melemah 0,1 persen.


Kemudian, peso Filipina melemah 0,13 persen, won Korea Selatan melemah 0,15 persen, dan yen Jepang melemah 0,18 persen. Di kawasan Asia, hanya baht Thailand dan rupee India saja yang menguat terhadap dolar AS sebesar 0,13 persen, sehingga ini membuat rupiah sebagai jawara Asia pada hari ini.


"Pelaku pasar cukup mengapresiasi data cadangan devisa ini," jelas Deddy, Jumat (5/7).
Sementara itu, mata uang negara maju juga mengalami pelemahan. Dolar Australia melemah 0,05 persen, euro melemah 0,2 persen, dan poundsterling Inggris melemah 0,18 persen.

Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan nilai tukar rupiah hari ini terangkat oleh sentimen domestik, khususnya cadangan devisa. BI mencatat, cadangan devisa pada Juni tercatat US$123,8 miliar atau membaik dibanding bulan sebelumnya US$120,3 miliar. 

Menurut dia, ini memberikan sentimen positif kepada pasar. Apalagi, arus modal masuk dan pasar obligasi domestik juga tengah menarik.


Namun demikian, sentimen ini bisa jadi hanya sementara mengingat pelaku pasar juga mengantisipasi data ketenagakerjaan AS yang dirilis Sabtu dini hari nanti. Terlebih, ada ekspektasi bahwa data ini akan lebih baik dibanding Mei lalu.

"Memang kalau dilihat, pergerakan indeks dolar AS ini ada potensi rebound, tapi saya lihat pasar nampaknya masih ragu juga dengan dolar AS melihat beberapa data makroekonomi AS yang belum baik," pungkas dia.






Tulis Komentar