Nilai Rupiah Unjuk Gigi, Menguat ke Posisi Rp14.452

Rupiah unjuk gigi ke posisi Rp14.452 per dolar AS pada Kamis (16/5) sore. Rupiah tercatat menguat 0,08 persen dubandingkan kemarin. (CNN Indonesia/Hesti Rika).

KILASRIAU.com -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.452 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (16/5) sore. Rupiah tercatat menguat 0,08 persen dibandingkan penutupan Rabu (15/5), yakni Rp14.463 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.458 per dolar AS atau melemah dibanding kemarin Rp14.448 per dolar AS. 

Sore hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, yen Jepang menguat 0,05 persen, ringgit Malaysia menguat 0,22 persen, dan rupee India menguat 0,3 persen. 

Sementara, mata uang lain yang melemah, seperti peso Filipina sebesar 0,22 persen, won Korea Selatan sebesar 0,2 persen, baht Thailand sebesar 0,11 persen, dan yuan China sebesar 0,03 persen. 
 

Pergerakan mata uang negara maju terbilang bervariasi. Poundsterling Inggris melemah 0,08 persen, namun euro melemah 0,18 persen dan dolar Australia melemah 0,02 persen. 

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan sentimen perang dagang AS dan China masih mewarnai pergerakan rupiah hari ini. Sejak kemarin hingga saat ini, kecemasan pelaku pasar kian reda setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan negosiasi terkait perang dagang masih berjalan baik dengan China. 

Perang dagang tentu mempengaruhi kinerja ekspor negara berkembang, termasuk Indonesia. Untungnya, Bank Indonesia (BI) merespons kejadian tersebut dengan menetapkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) di angka 6 persen dengan dalih menjaga stabilitas ekonomi eksternal. 

"Dari pihak China, nada positif juga terucap. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang pada Selasa (14/5) kemarin, mengatakan bahwa AS dan China setuju untuk mengusahakan dialog dagang," jelasnya, Kamis (16/5). 

Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yahsyi mengatakan aksi ambil untung (profit taking) menjelang akhir pekan sebelumnya sudah diperkirakan terjadi. Sehingga, hal ini menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. 

"Memang, ada indikasi profit taking karena rupiahnya melemah lima hari beruntun," tandas Dini.






Tulis Komentar