ManCity Atau Liverpool, Siapa Juara Premier League?

Pertandingan Premier League antara Manchester City melawan Liverpool

KILASRIAU.com - Gila. Mungkin itulah kata yang pas ditujukan untuk Premier League musim ini. Bagaimana tidak, saat hampir semua liga-liga top Eropa sudah menemukan juaranya sebelum musim berakhir, kompetisi kasta teratas Negeri Ratu Elizabeth harus menentukan sang kampiun hingga pekan terakhir. Yang gila lagi, ada persaingan Liverpool dan Manchester City, dua tim terakhir yang saling sikut demi menjadi yang terbaik di Inggris.

Sebelum membahas persiapan kedua tim jelang pertandingan pamungkas, sejenak mari kita lihat tabel klasemen sementara hingga pekan ke-37. 

City saat ini berada di posisi puncak klasemen dengan catatan 95 poin. Sementara itu, Liverpool berada setingkat di bawahnya dengan jarak hanya satu poin dari The Citizens. Dari catatan poin kedua tim itu jelas, Premier League musim ini tergambar begitu panas dan sangat ketat.

Baik City maupun Liverpool wajib menang dalam laga hidup mati nanti. Sebab jika hanya seri apalagi kalah, maka mimpi menjadi juara Premier League secara otomatis akan terkubur. Terutama untuk Liverpool, yang belum pernah merasakan satu kali pun juara sejak format First Division berubah menjadi Premier League pada 1992 silam.

Lantas bagaimana soal peluang kedua tim? Dengan kualitas tim yang hampir sama, Liverpool dan City jelas punya peluang yang sama. Tapi sepertinya, City lebih beruntung sedikit jika dilihat dari calon lawannya. Ya, City akan melawat ke American Express Community Stadium, markas klub papan bawah, Brighton and Hove Albion.

Mengapa City disebut sedikit beruntung? Brighton saat ini sudah dipastikan bertahan di Premier League musim depan. The Seaguls hampir pasti akan finis di posisi ke-17 atau 16. Jadi, Brighton tentu takkan terlalu membuang tenaganya bak tim yang tengah berjuang dari jerat degradasi.

Sementara itu, City jelas unggul segalanya. Di atas kertas, City diprediksi bakal dengan mudah menghentikan perlawanan Brighton. Apalagi jika berkaca pada pertemuan pertama di Etihada Stadium pada 29 September 2018, saat itu The Sky Blues menang meyakinkan 2-0.

Sebaliknya bagi Liverpool, yang masih harus waspada dengan lawan terakhirnya. Ya, The Anfield Gang bakal menjamu tim pembunuh raksasa, Wolverhampton Wanderers, di Anfield. Mengapa anak asuh Juergen Klopp harus waspada? 

Meskipun unggul kualitas pemain, Liverpool harus berkaca pada beberapa tim papan atas lainnya, yang pernah jadi korban agresivtas pasukan Nuno Espirito Santo. Ya, Arsenal, Chelsea, dan Manchester United, pernah ditumbangkan Diogo Jota cs. Jadi, bukan tanpa alasan mengapa Liverpool harus berhati-hati dan tetap fokus menghadapi laga melawan Wolves. Sebab jika sampai konsentrasi menurun, bukan tak mungkin Wolves bakal menghancurkan harapan Liverpool menjadi juara.

Minggu 'Mukjizat' Liverpool 

Sekali lagi Liverpool mengharapkan 'mukzijat' kembali datang. Setelah melakukan comeback brilian saat menghadapi Barcelona di semifinal Liga Champions, The Reds kembali membutuhkan keajaiban untuk menjadi juara. Sebab seperti yang dikatakan tadi, City sedikit lebih beruntung dalam laga melawan Brighton.

Tak terlalu tegang, Klopp mengatakan bahwa bermain di akhir pekan dan tentunya di laga pamungkas musim selalu menyenangkan. Manajer berpaspor Jerman tahu jika timnya butuh mukjizat lagi. Akan tetapi, satu-satunya cara untuk menjaga semua kemungkinan juara adalah kemenangan baginya.

"Ini adalah pekan mukjizat. Saat-saat dimana ada permainan sepakbola hebat. Dari sudut pandang kami, jika ada momen permainan sepakbola yang hebat di akhir pekan, itu akan sangat menyenangkan," ujar Klopp dikutip BBC.

"Saya pikir mungkin banyak orang berharap saya bisa duduk di sini dan mengatakan 'Ok, Setelah tidak membicarakan final Liga Champions dan disebut sulit untuk menjadi juara'. Saat ini, kami juga berada di final dan itu masih sulit. Satu-satunya hal yang harus kami lakukan adalah memenangkan," kata Klopp.

Selain itu, Klopp juga menegaskan sudah berpikir keras soal laga melawan Wolves yang dikenal militan dan kerap membuat sulit tim-tim elite Inggris. Dalam pandangannya, Klopp melihat Wolves tidak hanya ingin menjadi tim penggembira Premier League. Raul Jimenez cs dianggap Klopp punya ambisi untuk membuktikan mereka punya peluang bersaing di tim-tim lain, termasuk enam tim teratas.

Sekali lagi Klopp menegaskan, kemenangan melawan Barcelona tidak jadi jaminan timnya akan kembali beringas dalam laga melawan Wolves. Akan tetapi, manajer berusia 51 tahun ini percaya bahwa timnya akan memberikan seluruh tenaganya untuk menang di laga itu.

"Kami sudah memikirkan Wolves. Anda mendapatkan jutaan pesan dan tidak ada yang berbicara soal akhir pekan ini (usai comeback melawan Barcelona). Mereka berbicara bahwa 'Semuanya sulit dipercaya' dan 'Semoga mendapatkan yang terbaik di final'. Tapi, kami harus bermain melawan Wolves saat ini," ucap Klopp melanjutkan.

"Itu tidak ada hubungannya dengan akhir pekan, kecuali kami harus percaya diri. Wolves ingin menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sebagai tim penumpang di Premier League, tapi mereka adalah tim sepakbola yang nyata. Saya menghormatinya dan kami harus siap," katanya.

City Hidup dalam Mimpi

Fokus memang harus menjadi masing-masing tim. Harga mati dalam laga melawan Brighton jelas kemenangan. Dengan begitu, City dipastikan bakal menjadi juara Premier League musim ini, dan mencatat back to back alias berhasil mempertahankan gelar juara musim lalu.

Itulah yang yang ditekankan Pep Guardiola kepada para pemainnya untuk menghadapi pertandingan nanti. Manajer berpaspor Spanyol ini nampaknya ogah berharap dan melihat laga Liverpool melawan Wolves. Baginya, fokus dan memenangkan pertandingan melawan Brighton akan berarti juara. Jadi menurutnya, tak ada gunanya mengurusi hasil Liverpool melawan Wolves.

"Lebih baik untuk fokus pada apa yang harus kami lakukan. Jika kami menang, kami tidak harus melihat hal lain lagi. Sebuah mimpi untuk berada di sini. Saya tidak mengharapkan ini saat kami tertinggal tujuh poin (dari Liverpool pada awal 2019)," ujar Guardiola dikutip BBC.

Selain itu, Guardiola juga merasa sedikit tak percaya saat ini City malah mampu berbalik unggul atas Liverpool. Padahal pada awal 2019, Sergio Aguero cs sempat tertinggal tujuh poin di belakang Liverpool. Konsisten jadi kuncinya. Guardiola menyebut bahwa performa apik City sepanjang musim ini adalah sebuah fakta yang tak bisa dibantah.

"Kami menunjukkan banyak hal. Jika kami melakukan back to back itu akan sangat menyenangkan. Tetapi, tidak ada yang akan berubah terlalu banyak. Faktanya kami telah bermain dengan sangat baik sepanjang musim," eks pelatih Barcelona dan Bayern Munich.

Jadi, siapakah yang akan mengenakan mahkota juara Premier League musim ini? Apakah City yang akan mencatat sejarah untuk pertama kali juara dalam dua musim beruntun? Ataukan Liverpool yang juga berpeluang meraih gelar Premier League pertamanya setelah 18 gelar terdahulu di First Division?






Tulis Komentar