Tidak Ingin Gegar Otak, Memakai Helm Saat Naik Motor

Ilustrasi. (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

KILASRIAU.com -- Benturan keras pada kepala bisa menyebabkan gegar otak atau kehilangan kesadaran. Gegar otak dapat terjadi akibat benturan keras pada kepala seperti kecelakaan lalu lintas, atau ketika sedang berolahraga seperti menimpa Mohamed Salahsaat menghadapi Newcastle United.

Akibat kejadian itu, Salah pun tidak bisa menikmati permainan saat timnya berhasil mengandaskan Barcelona 4-0 pada laga leg kedua semifinal Liga Champions di Stadion Anfield, Rabu (8/5) dini hari.

Gegar otak akibat kecelakaan lalu lintas potensi terjadi ketika pengendara tidak menggunakan pengaman kepala. Mengutip Cleveland Clinic, gegar otak merupakan cedera otak traumatis ringan yang disebabkan benjolan, sentakan, atau pukulan pada kepala.

Kondisi ini menyebabkan peregangan dan kerusakan sel-sel otak. Sentakan pada tubuh juga dapat menyebabkan gegar otak jika dampaknya cukup kuat seperti kepala tersentak ke belakang, ke depan, atau ke samping.

Untuk kategori gegar otak ringan tidak mengancam nyawa. Namun, efek dari gegar otak bisa serius dan berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan lebih lama.

Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan helm menjadi peranti wajib dan penting bagi setiap pengendara sepeda motor. Hanya dengan menggunakan helm untuk menghindari cedera kepala dan gegar otak saat terlibat kecelakaan.

Kewajiban penggunaan helm telah diatur dalam undang-undang dalam Pasal 57 ayat (1) jo ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Peraturan ini guna menekan angka kecelakaan di jalan raya.

Setiap pengendara sepeda motor di Indonesia wajib menggunakan helm berstandar nasional Indonesia (SNI). 

"Satu-satunya cara menghindari cedera kepala saat kecelakaan cuma helm. Malah ada yang bilang semakin mahal helm, berarti Anda semakin menghargai kepala," ucap Sony kepada CNNIndonesia.com melalui telepon, Rabu
 






Tulis Komentar