Luhut Menyebut China Meminat Investasi Pabrik Taksi Listrik di RI

Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan menyebutkan ada beberapa perusahaan China yang tertarik mengucurkan dana untuk membangun industri taksi listrik di Indonesia. (Dok. Kemenko Maritim).

KILASRIAU.com -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan ada beberapa perusahaan asal China yang tertarik mengucurkan dana investasi untuk membangun industri taksi listrik di Indonesia. 

Sebelumnya, proyek taksi listrik baru saja diluncurkan oleh PT Blue Bird Tbk, perusahaan jasa taksi nasional. 

Ia mengatakan salah satu perusahaan yang telah menyatakan minat tersebut, yaitu Chongqing Sokon Industry Group Co Ltd. Perusahaan mobil asal Negeri Tirai Bambu itu sejatinya memang sudah memproduksi mobil yang kemudian dijual di pasar Tanah Air. 

"Daripada kami impor, lebih baik mereka dirikan pabriknya di Indonesia, join dengan China, tentunya mereka harus melakukan alih teknologi," ucap Luhut usai mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) II Belt and Road Initiative di Beijing, China, pada Rabu (24/4).

Lebih lanjut ia menekankan seluruh proyek yang disepakati Indonesia dengan investor China dan negara lain di Beijing akan berskema bisnis ke bisnis (business-to-business/B2B). Dengan begitu, para pemerintah masing-masing negara hanya akan memfasilitasi rencana kerja sama tersebut. 

Selain investasi taksi listrik, Luhut bilang Indonesia juga sudah berhasil menggalang rencana kerja sama pendidikan vokasi dengan China dan Jerman. Rencananya, China akan mengalirkan dana investasi untuk membiayai program pelatihan teknologi, sementara Jerman berperan memberi pelatihan tersebut. 

Menurut dia, rencana investasi pendidikan vokasi teknologi itu akan bisa membantu Indonesia untuk bisa berkembang di era industri 4.0. Sebab, era industri itu menuntut keterampilan teknologi tinggi pada sumber daya manusia (SDM). 

"Akan ada 10 ribu pelatihan vokasi yang diselenggarakan Jerman, Indonesia, dan China. Kami menggunakan teknologi kelas satu dengan pendanaan yang relatif murah. Singapura juga tertarik ikut," jelasnya. 

Tak ketinggalan, Indonesia pun akan 'berguru' dengan China dalam menyusun peta jalan (roadmap) industri 4.0. Menurut dia, hal ini perlu dilakukan agar pengembangan industri 4.0 di dalam negeri tepat sasaran. Nantinya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang akan memimpin studi tersebut. 


Luhut mengatakan upaya penjaringan investasi dari China dilakukan lantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,3 persen pada tahun ini dan 5,6 persen pada tahun depan. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah perlu 'jor-joran' menggenjot investasi dan ekspor serta mengurangi impor.

"Salah satunya adalah pemerintah akan memberi insentif kepada perusahaan yang memproduksi barang ekspor dan investasi yang dapat mengurangi impor, seperti menciptakan lapangan kerja," pungkasnya.






Tulis Komentar