KPU Minta Panelis Menyerahkan Pertanyaan di Detik Akhir

Ketua KPU Arief Budiman menyampaikan pihaknya menghindari tudingan membocorkan pertanyaan ke salah satu pasangan calon jelang debat cawapres. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

KILASRIAU.com -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan pihaknya enggan menerima daftar pertanyaan dari tim panelis debat cawapres dalam waktu dekat.

Arief menyampaikan hal itu dilakukan karena  KPU menghindari tudingan membocorkan pertanyaan ke salah satu pasangan calon.

"Nanti ada jeda waktu sekian hari dikira kami ada apa-apa, nanti membocorkan sana-sini. Kami tidak mau diserahkan nanti jelang hari pelaksanaan," kata Arief saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, pada Rabu (13/3).

KPU memberikan waktu bagi sembilan panelis untuk merumuskan daftar pertanyaan hingga Sabtu (16/3). Mereka saat ini secara intensif menggodok materi debat cawapres di Hotel Sultan, Jakarta.

"Sudah 80 persen, bahasa kalimat pilihan diksinya, frasenya, itu harus betul-betul kita cari yang single tafsir," tuturnya.
Para panelis diminta untuk menyediakan lima soal per tema. Debat kali ini mengusung empat tema, yaitu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dam budaya.

Selain itu, KPU juga telah mengikat para panelis dan moderator untuk tidak membocorkan materi debat lewat pakta integritas.

"Pakta integritas ini bagian transparansi kita, bahwa tiap tahapan pemilu dilaksanakan berintegritas," ucap dia.

Ditemui terpisah, Koordinator Panelis Debat Cawapres Yos Johan Utama mengatakan pihaknya masih menggodok materi debat agar memicu diskusi berkualitas.


Debat cawapres akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta, pada 17 Maret 2019. Debat akan disiarkan di CNN Indonesia TV, Trans TV, dan Trans 7.

Materi debat dirumuskan oleh Rektor Universitas Hasanuddin Makassar Dwia Aries Tina Pulubuhu, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi, Rektor Universitas Diponegoro Yos Johan Utama, dan Rektor Universitas Syahkuala Samsul Rizal.

Selain itu ada Guru Besar Sastra Universitas Tanjungpura Chairil Effendy, Guru Besar FISIP USU Subhilhar, budayawan Radhar Panca Dahana, Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah, dan Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia David S Perdanakusuma.






Tulis Komentar