Antisipasi Money Politik, Bawaslu Inhil Sosialisasikan "Gerakan Masyarakat Tolak Politik Uang"

Selebaran yang akan ditempelkan di rumah warga. (Bawaslu Inhil)

 

 

KILASRIAU.com - Mengantisipasi perilaku buruk yang rawan terjadi saat pemilu yakni "Money Politik", Bawaslu Inhil melaksanakan sosialisasi program "Gerakan  Masyarakat Tolak Politik Uang" ke RT dan RW di Desa /Kelurahan. 

 

Devisi Penyelesaian Sengketa Pemilu Bawaslu Inhil, Ahmad Tamimi menyebutkan sosialisasi "Gerakan Masyarakat Tolok Politik Uang" sudah berjalan, dimulai dari Kecamatan Tanah Merah dan seterusnya nanti semua Panwaslu di kecamatan akan melakukan sosialisasi ini ke RT dan RW. 

 

"Insyaallah fokus dalam bulan ini kita akan melakukan beberapa pendekatan sederhana, andai ada  masukan tentu sangat melengkapi gerak political education, tapi minimal saat ini kita harus bersama mulai membangun star pondasi demokrasi subtansi berupa pencerahan ke bawah, karena hanya kaum menengahlah yang punya kekuatan strategis untuk merubah mainside warga," ucap Tamimi, Senin (4/2/2019).

 

Langkah sederhana dalam waktu dekat untuk mengimplementasikan program ini, kata Tamimi yakni  menggunakan pola langsung dan tak langsung. "Pola langsung dalam bentuk sosialisasi menyamakan persepsi ke organisasi atau komunitas warga. Yang tidak langsung adalah berupa pemanfaatan media diberbagai aplikasinya dengan pendekatan hukum, sosial, dan agama," jelasnya. 

1. Menyebarkan selebaran himbauan lewat pengawas desa / kelurahan di tempelkan di rumah warga.

2. Membuat himbauan ke masjid-masjid untuk disampaikan setiap  hari Jum'at hingga hari pencoblosan. 

Tamimi menambahkan, cara berikutnya yaitu menginstruksikan Panwaslu Kecamatan dan Desa / Kelurahan untuk menemui minimal 5 RT/RW/dusun untuk membuat video pendek pernyataan menolak politik Uang, serta siap memilih dengan nurani dan akal sehat.

"Satu pengawas desa membuat video minimal 5 video perkelompok. Semoga gerak semusim ini bisa membangun persepsi, ditambah lagi dengan dorongan intelektual menengah dan mubaligh-mubaligh atau ustadz-ustadz di masjid dan  mushallah," sebut Tamimi kembali. 

Terlepas orang mendengar atau tidak, lanjut Tamimi, yang penting proses edukasi jalan. Dengan pengetahuan yang ia punya dari hasil edukasi itu, maka suatu hari akan membuka peluang menyusulnya kesadaran.

"Ini gambaran konsep sederhana dan sangat butuh penguatan karena pemilu penentu nasib kita  semua. Gerak Mendidik masyarakat untuk menggugah alam sadarnya penting dimulai dalam menentukan pilihan sesuai dengan Nurani dan akal sehat tanpa sebab Sogok. Inilah cara kita untuk melahirkan pemimpin atau wakil terbaik Rakyat yang bersih, semoga pesan ini juga dilakukan serempak oleh Partai dan calon," imbuhnya. (Kilas 89)






Tulis Komentar