Sampah Kayu Gelondongan Penuhi Pinggiran Pantai Makassar Pasca-banjir
KILASRIAU.com - Pasca-terjangan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan, sampah kayu gelondongan banyak terbawa air hingga ke laut.
Bahkan, sepanjang bibir Pantai di Kota Makassar yang menjadi lokasi wisata tidak bisa digunakan pengunjung karena tumpukan sampah kayu gelondongan.
Sampah kayu gelondongan yang terbawa arus Sungai Jeneberang hingga ke laut ini diduga hasil pembalakan liar. Kayu-kayu ini berasal dari hulu sungai di Pegunungan Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa mengalir hingga ke hilir Pantai Barombong, Kota Makassar.
- Potensi Cuaca Ekstrem, BPBD Inhil Minta Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi
- Kalaksa BPBD Riau:Libur Lebaran, Riau Terpantau Nihil Karhutla
- PLN ULP Tembilahan Pastikan Tidak Ada Pemadaman Listrik di Hari Raya Idul Fitri 1445 H
- Retribusi Parkir Rp1,5 Miliar, Pemda Inhil Terima 40 Persen Sebagai PAD
- Jelang Idul Fitri 1445 H (H-4) Satgas Ops Ketupat lakukan pengawasan di Pelabuhan Pelindo Tembilahan
Selain tumpukan sampah kayu gelondongan yang terdampar di lokasi wisata pantai di Makassar, sebuah kapal pengangkut alat berat juga ikut terdampar akibat cuaca buruk yang menerjang Sulsel selama beberapa hari terakhir.
Lokasi wisata di sepanjang bibir pantai di Kota Makassar, yakni wisata Pantai Tanjung Merdeka, Pantai Tanjung Bunga, Pantai Angin Mammiri, Pantai Tanjung Alang dan Pantai Barombong. Semuanya berada di Kecamatan Tamalate.
Gazebo di lokasi wisata sepanjang bibir pantai di Kota Makassar yang biasanya ditempati wisatawan beristirahat ikut juga rusak akibat terjangan angin kencang dan ombak tinggi.
“Belum ada upaya pemerintah setempat melakukan pembersihan sampah kayu gelondongan tersebut. Ini sampah kayu gelondongan dari buangan Sungai Jeneberang sudah lima hari pasca-banjir dan tanah longsor,” kata salah seorang warga, Daeng Sikki kepada wartawan, Minggu (27/1/2019).
Senada yang disampaikan oleh salah seorang warga, Arman. Menurut Arman, mereka kesulitan membersihkan tumpukan sampah kayu gelondongan yang sangat banyak tersebut. Apalagi, kayu-kayu gelondongan yang terbawa arus berukuran besar.
“Kami berharap ada alat berat diterjunkan ke pantai agar sampah ini bisa diatasi. Karena kebanyakan kayunya besar-besar, tidak bisa diangkat pakai tenaga manusia,” tutur Arman, warga Barombong.
Arman menambahkan, warga sebagian mengambil kayu yang bisa digunakannya untuk memperbaiki gazebo yang rusak.
“Kayu-kayu ini masih bagus dan kami bisa menggunakannya untuk membangun gazebo yang rusak. Kemungkinan kayu ini berasal dari penebang ilegal di hulunya dan terbawa banjir melalui Sungai Jeneberang. Kami berharap, pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi tumpukan kayu gelondongan ini agar pantai kembali bersih dan bisa digunakan wisatawan,” harapnya.
Tulis Komentar