Dampak DaribSiklon Riley ke Arah Barat, Jawa Berpotensi Hujan Lebat

Siklon tropis Riley terbentuk di selatan Laut Timor, Kamis (24/1/2019). Siklon ini berdampak meningkatkan intensitas hujan dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.

 KILASRIAU.com — Siklon tropis Riley terus bergerak ke barat laut dan kekuatan yang terlihat lebih kuat dibandingkan sehari sebelumnya. Dampak terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia pun meluas, termasuk ke Jakarta.

?Informasi dari Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Jumat (25/1/2019) pukul 07.00 WIB, siklon ini berada di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat pada 16,5 Lintang Selatan dan 118,8 Bujur Timur atau sekitar 800 kilometer sebelah barat daya Pulau Rote.

?Siklon ini bergerak ke barat laut dengan kecepatan gerak 4 knot atau 8 kilometer per jam. Pusat tekanan terendahnya tercatat 982 milibar (mb) dan kekuatannya 95 km per jam. Pada Sabtu (26/1/2019) pagi, posisi siklon ini diperkirakan sekitar 990 km sebelah barat daya Rote dengan pusat tekanan terendah 968 mb dan kekuatan putaran 70 knot atau 130 km per jam.

?Kepala Subbidang Prediksi Cuaca BMKG Agie Wandala Putramengatakan, jika sebelumnya pengaruh siklon Riley lebih banyak di Indonesia timur, kini pengaruhnya hingga bagian tengah dan barat.Hujan dengan intensitas sedang dan lebat diperkirakan terjadi di wilayah Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, pesisir selatan Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, pesisir selatan Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Gelombang tinggi ?Sementara itu, gelombang laut dengan ketinggian 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa Timur hingga Pulau Sumba, Selat Bali-Selat Lombok-Selat Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan Pulau Sawu, Laut Sawu, perairan Kupang-Pulau Rote, dan Laut Timor selatan.

Gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa Tengah, Selat Sumba, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat hingga Jawa Tengah, Selat Sumba, dan Selat Ombai.

?Menurut Agie, pergerakan siklon tropis ini telah menarik daerah sumbu arus angin pasat di sepanjang garis tropis (The Inter-Tropical Convergence Zone/ITCZ). Pantauan satelit Himawari menunjukkan adanya pertumbuhan awan-awan hujan di atas wilayah Jawa bagian barat, sebagian Sulawesi dan Kalimantan bagian selatan, NTB, serta NTT.

?Sebelumnya diberitakan, hujan ekstrem yang melanda Sulawesi Selatan dan beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir ini disebabkan kombinasi beberapa faktor. Penyebab utamanya adalah pergerakan MJO (Madden-Julian Oscillation) fase basah yang berada tepat di atas perairan Indonesia bagian tengah.

MJO adalah aliran massa udara di garis khatulistiwa dari barat ke timur secara periodik dan bergantian antara periode basah dan kering. Pada saat bersamaan mengalir monsun dingin dari Laut China Selatan selain juga munculnya area konvergensi atau pusat tekanan rendah di Australia, yang salah satunya tumbuh menjadi siklon Riley.

?Faktor lain yang juga berpengaruh adalah adanya pertumbuhan awan konvektif supersel yang besar yang dipicu adanya daerah sumbu arus angin pasat di sepanjang garis tropis (ITCZ).






Tulis Komentar