Bocah Dinda yang Lumpuh Layu sejak Kecil Bisa Sekolah, Harapan Terwujud

KILASRIAU.com - Semangat Dinda (7) untuk tetap bersekolah di tengah keterbatasan perekonomian keluarganya dan menderita lumpuh layu akhirnya membuahkan hasil.

Sejumlah pihak seperti Pemerintah Daerah Magetan, Kepolisian Resor Magetan, serta sejumlah donatur yang peduli dengan nasib Dinda mengantarkannya bersekolah di SDN II Bogorejo Kabupaten Magetan.

“Hari Senin besok sudah sekolah, Mas, di SDN Bogorejo II. Senang Dinda bisa sekolah,” ujar Siswanto selaku kakak Dinda pada Sabtu (19/01/2019).

Siswanto menambahkan, sejak keluhan adiknya tidak bisa bersekolah karena kesulitan perekonomian keluarga dan menderita lumpuh layu di-upload di media sosial dan diberitakan di media, sejumlah bantuan untuk bocah yang ingin jadi dokter tersebut mengalir.

Selain dua kursi roda pengganti kursi roda bekas yang sudah berkarat bantuan dari tetangganya, Dinda juga mendapat meja belajar dan kebutuhan sekolah lainnya.

“Ada yang bantu meja belajar, seragam, peralatan sekolah ada semua. Pokoknya Senin sudah bisa sekolah,” imbuhnya.

Bahkan untuk berangkat ke sekolah pun sudah ada donatur yang membantu antar jemput Dinda tanpa biaya.

Sebelumnya jangankan bersekolah, untuk bermain sesama bocah sebayanya Dinda kesulitan karena lumpuh layu kedua kakinya yang diderita sejak berusia delapan bulan menghambat gerakannya.

Keseharian Dinda hanya dilewatkan dengan bermain sendiri di rumahnya.

“Semua ibu-ibu di sini pada kerja. Biasanya Dinda ya main sendiri di rumah. Kalau ada orangtua lagi enggak sibuk baru ada yang bawa anaknya ke sini main,” ujar Fatimah, tetangga Dinda.

Sebelumnya, Dinda sempat menitipkan keluh kesahnya karena tidak bisa bersekolah kepada seorang netizen pemilik akun Marni Siswanto putri.

Melalui akun media sosial Facebook tersebut, Dinda menitipkan permohonannya agar bisa tetap sekolah di tengah keterbatasannya.

“Ibu, aku ingin sekolah. Aku tak mau bodoh.#kakiku lumpuh. #dinda namaku bogorejo Barat. #Ibuku sakit. #Bapakku meninggal.# bantu aku sekolah,” demikian isi pesannya.

Selain mengalami lumpuh layu karena menderita demam tinggi, Dinda juga mengalami kesulitan perekonomian karena bapaknya, Sutopo yang hanya bekerja sebagai pembuat genting, telah meninggal beberapa bulan sebelumnya. 

Sementara ibunya yang adalah ibu rumah tangga menderita sakit kencing manis dan sedang dalam perawatan pasca-operasi kakinya.

Tumpuan hidup satu-satunya Dinda adalah pada kakaknya, Siswanto (21) yang bekerja sebagai buruh pabrik sebuah konveksi.

Penghasilan Siswanto yang pas-pasan tentu saja tak cukup untuk biaya lainnya di luar kebutuhan makan, seperti untuk kebutuhan sekolah Dinda.

Ibunya yang harus berobat dan kakaknya yang harus bekerja tidak bisa membantu Dinda untuk bersekolah.

Meski demikian, Dinda yang sempat bersekolah di PAUD tidak memendam keinginan untuk terus bisa bersekolah.

Bahkan, Dinda saat ini bisa menjalani terapi pada kedua kakinya yang mengalami lumpuh layu di salah satu klinik di Kota Madiun berkat bantuan dari masyarakat.

Siswanto berharap adiknya bisa menggapai cita citanya menjadi dokter di tengah keterbatasannya.

“Semoga adik Dinda bisa mewujudkan cita citanya. Terima kasih kepada semua yang telah membantu adik Dinda bisa bersekolah,” ucap Siswanto haru.






Tulis Komentar