Diterjang Ombak 4 Meter Jembatan Selayang Pandang Rusak

KILASRIAU. com - Jembatan Selayang Pandang (SP) Tarempa, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau, ditutup sejak Kamis (3/1/2019) kemarin.

Hal ini dilakukan karena jembatan tersebut mengalami kerusakan setelah dihantam gelombang tinggi yang terjadi pada Kamis (3/1/2010) dini hari kemarin.

Kabag Humas Pemkab Anambas Akmaruzzaman yang dikonfirmasi langsung membenarkan hal tersebut, yang dilansir kompas.com

Untuk mempelancar aktivitas warga, Pemkab Anambas kembali membuka jalan Cingkareng yang merupakan jalan lama yang sempat tidak dipergunakan sejak adanya jembatan SP tersebut.

"Saat ini jembatan SP kami tutup untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan, membuka jalan alternatifnya, pemerintah kembali membuka jalan Cingkareng," kata Akmaruzzaman, Sabtu (5/1/2018).

Akmaruzzaman mengatakan, saat ini kondisi cuaca di Kabupaten Anambas memang sedang tidak bersahabat. Oleh karena itu, ia mengimbau warga yang tinggal dipesisir untuk selalu waspada.

"Untuk nelayan saat ini memang tidak ada yang turun ke laut, namun untuk warga yang di pesisir ini yang selalu diminta waspada," jelasnya.

Untuk perbaikan sendiri, Akmaruzzaman mengatakan, Pemkab Anambas sudah mengalokasikan dana berkisar sekitar Rp 5 miliar.

"Secepatnya jembatan ini akan diperbaiki, pemkab siapkan dana sekitar Rp 5 miliar," ungkapnya lagi.

Namun demikian, Pemkab Anambas tetap berharap bantuan dari Pemprov Riau agar perbaikan jembatan SP benar-benar sempurna.

"Rp 5 miliar kemungkinan cukup, namun jika ada bantuan dari Pemprov setidaknya bisa lebih membantu membuat jembatan tersebut semakin bagus," ujarnya.

Sebelumnya Kepala Statiun Meteorologi Tarempa Kabupaten Anambas, Kepri Dudi Juhandinata membenarkan adanya tinggi gelombang di Perairan Kepri, khususnya perairan Natuna dan Anambas yang diperkirakan mencapai 4 meter.

Cuaca ekstrem ini terjadi selain memang sudah waktunya, juga merupakan dampak dari badai siklon tropis "PABUK" yang aktif di wilayah Laut Cina Selatan.

Selain itu, gelombang tinggi juga terjadi juga akibat adanya belokan angin (shearline) di dekat wilayah Kepri yang mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif.






Tulis Komentar