SURABAYA , KILASRIAU.com - Mantan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI, La Nyalla Mattalitti kembali mengungkapkan kekecewaannya terhadap calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. Karena itu, ia mendukung capres petahana nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi.

La Nyalla mengaku sejak 2008, dia mendukung Prabowo bahkan hingga 2017. Selama itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur itu mengatakan, tak pernah menerima bantuan dana dari Prabowo. "Satu sen saya tak pernah dibantu Prabowo," kata La Nyalla kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat 12 Oktober 2018. 

"Bantu apa? Enggak tahu kalau orang lain, kalau saya enggak (dibantu). Saya jadi Ketua PSSI berusaha sendiri, saya diturunkan dari Ketua PSSI, saya nikmati sendiri. Orang-orang Prabowo, tak ada perhatian sama saya. Saya kemudian dikriminalisasi dan dipenjara, enggak ada bantu saya. Saya berusaha sendiri, alhamdulillah bebas murni," ucap La Nyalla. 

Ketua Majelis Pembina Wilayah Pemuda Pancasila itu mengaku tidak merasa dendam kepada Prabowo. "Saya hanya ingin menunjukkan kepada masyarakat Indonesia, itulah Prabowo. Nanti bilang, di sini didukung ulama, lha pak Jokowi jelas-jelas didukung ulama, kok. Pak Ma'ruf Amin, dia bergandengan tangan. Ulama, ulamanya ulama. Lah, pak Prabowo sama siapa?" ujar La Nyalla. 

Dia mengaku kapok mendukung Prabowo, karena dirasa ibarat habis manis sepah dibuang. "Jadi, saya imbau teman-teman saya yang hanya mau dukung-dukung itu saja, percumalah, lebih baik dukung Jokowi saja, jelas kok kerjanya nyata. Jangan percaya hoax-hoax. Tadi, saya diskusi di kantor KONI, dibilang (pemerintahan Jokowi) utangnya banyak. Saya bilang, utang itu tidak dikorupsi, tetapi dibuat pembangunan," kata dia.

Memang diketahui, tidak hanya kali ini La Nyalla mengungkapkan kekecewaan pada Prabowo. Pada Januari 2018 lalu, La Nyalla juga merasa tak sreg dengan Prabowo, setelah dia tidak direkomendasi Partai Gerindra maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur.

Saat itu, La Nyalla, bahkan mengungkapkan telah menyerahkan sejumlah uang kepada Partai Gerindra dan dia sebut uangnya itu tak pernah kembali.