Ibu Kota Baru Dilanda Kebakaran Hutan dan Lahan

Ibu Kota Baru Dilanda Kebakaran Hutan dan Lahan
Petugas berupaya memadamkan kebakaran lahan gambut

KILASARIAU.com - Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang menjadi calon ibu kota baru tak luput dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan, ada sedikitnya empat kebakaran lahan di Penajam pada akhir pekan lalu.

Kepala Subbidang Logistik dan Peralatan BPBD Penajam Paser Utara Nurlaila mengatakan, potensi kebakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara pada musim kemarau cukup tinggi. Kebakaran lahan, kata dia, baru saja terjadi di empat lokasi berbeda dalam satu hari.

Dia melaporkan, kebakaran lahan terjadi di empat wilayah Kecamatan Penajam yang meliputi RT 01, Kelurahan Kampung Baru, serta area lahan milik perusahaan daerah di RT 08, Kelurahan Sungai Paret. Kebakaran lahan diduga karena faktor alam. "Empat titik panas (hotspot) di wilayah itu terpantau atau terdeteksi bergantian dan diduga peristiwa kebakaran itu dipicu faktor alam," ucap Nurlaila.

Nurlaila mengatakan, embusan angin yang cukup kencang membuat kobaran api di lokasi kebakaran lahan tersebut cepat membesar. "Empat unit mobil pemadam kebakaran diturunkan ke masing-masing lokasi kebakaran lahan dan api baru berhasil dipadamkan sekitar satu setengah jam kemudian," ujar Nurlaila.

Personel yang terlibat dalam kegiatan pemadaman kebakaran lahan adalah BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, Polres Penajam Paser Utara, dan masyarakat sekitar. BPBD Penajam Paser Utara mengimbau masyarakat dan perusahaan untuk ikut menjaga lingkungan dengan tidak melakukan pembakaran lahan. "Apalagi jika dilakukan tanpa pengawasan sebab dampaknya cukup luas, termasuk merusak ekosistem hewan di sekitar," katanya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, 99 persen titik api kebakaran hutan dan lahan disebabkan faktor manusia. Ia mengatakan, karhutla terjadi karena faktor kesengajaan. “(Sebesar) 99 persen karhutla disebabkan karena faktor sengaja perbuatan manusia,” kata Siti dalam pernyataan resminya, Ahad (8/9/2019).

Oleh karena itu, ia menegaskan, pemerintah akan menindak tegas para pelaku pembakaran hutan dan lahan. Pemerintah, kata Siti, tak akan membiarkan kasus ini terus terjadi. “Bagi penjahat karhutla, kami akan terus kejar dan tindak tegas,” kata Siti.

Pelaksana Tugas Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B Panjaitan dalam kesempatan terpisah menegaskan, KLHK bersama para pihak terkait terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi peningkatan titik panas yang terpantau di sejumlah wilayah di Sumatra dan Kalimantan pada September 2019.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berdampak pada asap. Raffles mengatakan, asap sangat merugikan masyarakat. "Oleh karena itu, sedini mungkin harus segera ditangani sehingga dampaknya tidak membesar," kata dia, Sabtu (7/9/2019).

Manggala Agni dan berbagai pihak terus melakukan pemadaman di beberapa wilayah. Apalagi, asap yang kembali terdeteksi di wilayah Kalimantan juga mengganggu aktivitas penerbangan pesawat dan sekolah.

Raffles mengakui, pada awal September ini terjadi peningkatan titik api dan kejadian karhutla di wilayah Kalimantan. Para pihak di lapangan pun diinstruksikan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan upaya-upaya pemadaman untuk mengurangi dampak asap.

Dia menambahkan, pemadaman dilakukan melalui jalur darat dan udara. Hingga kini, Satgas Karhutla sudah menggunakan 26 juta liter air untuk pemadaman lewat udara di Kalimantan Tengah. Sementara, di Kalimantan Barat, pemadaman udara sudah dilakukan sebanyak 16.861 sorti dengan menggunakan air sebanyak 45 juta liter air.

"Diharapkan upaya-upaya yang dilakukan ini dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari karhutla," kata dia.