Polri Selimuti di Dugaan Kelalaian Tumpahan Minyak di Karawang

Polri Selimuti di Dugaan Kelalaian Tumpahan Minyak di Karawang
Petugas membersihkan tumpahan minyak di perairan Karawang, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)
KILASARIAU.com  -- Mabes Polri tengah melakukan penyelidikan atas peristiwa Tumpahan minyak milik PT Pertamina di perairan Karawang, Jawa Barat.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan penyelidikan dilakukan secara paralel atau bersamaan dengan upaya pencegahan agar dampak tumpahan tidak meluas.

Sementara itu PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengatakan gelembung gas terjadi di sekitar anjungan lepas pantai YYA, Blok Migas Offshore North West Java (ONWJ) yang terletak sekitar 2 kilometer dari Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat.Asep menyampaikan yang menjadi fokus kepolisian dan pemerintah saat ini adalah melakukan upaya pencegahan agar area tumpahan minyak tidak semakin meluas. Upaya itu sekaligus untuk mencegah kerusakan lingkungan hingga korban jiwa."Secara paralel kita melakukan penyelidikan terhadap mengapa peristiwa itu terjadi," kata Asep di Mabes Polri, Jumat (9/8).

Asep menuturkan penyelidikan yang dilakukan saat ini untuk mengetahui apakah peristiwa tumpahan minyak itu terjadi karena faktor kelalaian atau karena faktor alam.

Nantinya, kata Asep, setelah ditemukan penyebab peristiwa itu baru akan diambil pertimbangan dari sisi penegakan hukum.

"Kita akan lihat proses penyelidikan akan membawa kita pada persoalan adakah faktor kelalaian, kesengajaan, atau karena alam, itu akan menjadi pertimbangan aspek penegakan hukumnya," tutur Asep.


Tumpahan minyak di Karawang terjadi sejak 12 Juli lalu. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) belum menyimpulkan penyebab atau pihak yang menyebabkan kebocoran minyak di blok Offshore North West Java (ONWJ) di bibir pantai Cilamaya, pesisir utara Karawang, Jawa Barat.

Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati pada 28 Juli mengatakan pihaknya masih melakukan pengecekan secara mendalam.

"Belum tahu, saya tidak berani bicara itu perusahaan X atau lain sebagainya itu harus dicek karena minyak itu kan juga bisa dicek fingerprint-nya. Jadi, kita bisa tahu bahwa minyak itu berasal dari mana tapi kita belum sampai ke situ," kata Vivien kepada awak media di kawasan Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.


Vice President Relations PHE Ifki Sukarya mengatakan  insiden bermula saat dilakukan pengeboran sumur reaktivasi YYA-1 pada Jumat (12/7) lalu
.