Setelah Melambung Tinggi Saat Ramadhan, Diprediksi Harga Cabai Anjlok

Setelah Melambung Tinggi Saat Ramadhan, Diprediksi Harga Cabai Anjlok

KILASRIAU.com - Harga cabai merah yang belakangan tinggi telah berangsur-angsur menurun. Namun, harga komoditas bumbu dapur ini diperkirakan bakal anjlok di tingkat petani.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan saat ini harga cabai jenis keriting dan besar merah telah turun dan kembali ke harga normal. Sebelumnya harganya melambung tinggi mencapai Rp 100.000 per kilogram (kg).

Sedangkan, untuk cabai jenis rawit saat ini harganya tengah anjlok. Bahkan, selisih harga dengan biaya pengiriman hampir sama.

"Harga lagi jatuh, cabai rawit itu Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per kg. Ongkosnya saja Rp 3.000, tipis banget ini petani," ungkap dia, Senin (10/6/2019).

Selain itu, pihaknya juga berupaya mengembangkan pengolahan bubuk cabai kering. Sehingga bubuk masih bisa dimanfaatkan kala musim paceklik.

Merespons hal itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan jumlah produksi cabai pada bulan ini akan mencapai 200 ribu ton. Angka itu berasal dari cabai rawit sebanyak 101.759 ton, dan cabai merah besar 115.357 ton.

Dari prediksi angka itu, maka tak heran harga cabai di tingkat petani mengalami penurunan.

"Iya sudah surplus dan harga di petani rendah. Prognosa produksi bulan Juni 2019, cabai rawit 101.759 ton, dan cabai merah 115.357 ton," jelasnya.

Maka dari itu, Kementan berupaya untuk menstabilkan harga. Hal itu dilakukan dengan melakukan kerja sama antar koperasi untuk saling membeli kelebihan produksi cabai.

"Solusi permanennya ya petani bersatu membentuk koperasi melayani hulu-hilir ke anggotanya, input, akses modal, kemitraan dengan industri," paparnya.
 


"Terus hilirisasi cabai dalam olahan cabai kering, bubuk dan lainnya, bisa skala rumahan maupun industri kecil. Solusi jangka pendek nih melalui TTI menyerap turun langsung ke petani," tutup dia.