Rencana PT LIB agar Liga 1 2019 Bebas dari Pengaturan Skor

Rencana PT LIB agar Liga 1 2019 Bebas dari Pengaturan Skor
Foto: Mindra Purnomoe/detikSport

KILASRIAU.com - PT Liga Indonesia Baru (LIB) menjanjikan Liga 1 2019 bebas dari pengaturan skor dan kekerasan terhadap suporter. Bagaimana skenarionya?


Liga 1 2019 mulai bergulir 15 Mei sampai 22 Desember. Total ada 306 pertandingan dipanggungkan dan akan ditayangkan oleh Emtek Grup.

Pengalaman buruk Liga 1 2018, dengan tewasnya Haringga Sirla di Stadion Gelora Bandung lautan Api (GBLA), membayangi Liga 1 2019. Selain itu, Save Our Soccer (SOS) mencatat total ada 10 suporter meninggal dunia dengan berbagai sebab. 

Tak hanya kasus kekerasan, terkuaknya dugaan pengaturan skor juga menjadi sisi gelap kompetisi sepakbola Tanah Air. Sejauh ini, sudah ada 16 tersangka yang terbukti melakukan match fixing dan melibatkan petinggi PSSI, termasuk Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.

Direktur Utama Sementara PT LIB, Dirk Soplanit, optimistis Liga 1 2019 bergulir dengan lebih oke. Caranya, dengan bekerja sama dengan pihak kepolisian. LIB juga sudah membentuk badan independen wasit untuk menghindari praktek pengaturan skor.

"Kami harus kerja sama semua pihak, aparat dan lain-lain. Salah satu hal sorotan banyak pihak, soal wasit. Bersama PSSI kami bangun komunikasi semoga jalannya liga ini mungkin mendekati pertengahan pakai badan independen untuk mengelola wasit. Paling kurang langkah tersebut ada upaya," ujar Dirk di Jakarta, Senin (13/5/2019)

"Jadi kalau selama ini wasit diatur dan ditugaskan PSSI, kali ini PSSI dan liga tidak ikut campur semua dikelola badan independen. Ini yang kami harapkan, upaya yang dilakukan minimal ada pertanggungjawaban kami terhadap berbagai sorotan. Daripada kami ulang seperti yang lalu, ini ada yang kami lakukan. Nanti dia berhasil atau bagaimana ada yang kami lakukan," kata dia. 

"Jika memang ada, konsekuensinya ada di perangkat Komisi Disiplin. Badan independen ini akan 100 persen nilai wasit, mana yang mau ditugaskan, mana istirahat mana tidak. Jadi PSSI tidak ikut campur," Dirk menambahkan. 

Sementara itu, untuk menghindari kekerasan antar suporter, LIB disebutnya sudah berkali-kali berusaha melakukan sosialisasi kepada suporter. Kerja sama dengan Kepolisian juga dibutuhkan.

"Saya kira dengan pengalaman yang ada kami kerja sama dengan pihak keamanan kepolisian supaya pengalaman yang terjadi tentang situasi di lapangan harus dicegah. Akan kami upayakan masa harus mengulang lagi hal seperti itu. Diminimalisir potensi kerusuhan," ujar dia. 

LIB pun tak segan akan menghentikan pertandingan jika terdengar nyanyian rasis dari tribune penonton. Dirk berharap kompetisi tahun ini lebih baik.

"Saya kira itu pasti (laga dihentikan jika ada nyanyian rasis) aturan 5udah dikeluarkan. Saya kira itu dalam regulasi sudah ada," katanya menegaskan.