291 Permentan Dicabut, Investasi Tembus Rp270,1 Triliun

291 Permentan Dicabut, Investasi Tembus Rp270,1 Triliun
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim 291 aturan sektor pertanian (Permentan) yang dicabut bikin investasi moncer hingga Rp270 triliun.

KILASRIAU.com -- Menteri Pertanian Amran Sulaoman menyebut jumlah investasi sektor pertanian tembus Rp270,1 triliun atau naik 110,2 persen dalam enam tahun terakhir. Peningkatan investasi didorong oleh penyederhanaan atau penghapusan regulasi.

"Jadi, ada kenaikan 110 persen. Ini karena ada 291 Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang dicabut," ujarnya, Senin (14/1). 

Lebih rinci ia mengungkapkan investasi sektor pertanian pada 2013 mencapai Rp29,3 triliun. Jumlah itu terus menanjak mencapai Rp44,8 triliun pada 2014 dan Rp43,1 triliun pada 2015 lalu. Kemudian, pada 2016 menjadi Rp45,4 triliun dan akhir tahun lalu, Rp45,9 triliun. 

Informasi saja, pemerintah memutuskan impor beras sebanyak 2 juta ton pada tahun lalu. Persetujuan impor beras sebanyak dua juta ton diberikan secara bertahap, yakni 500 ribu ton sebanyak dua kali pada Januari dan Maret 2018, dan satu juta ton pada April 2018. 
Jumlah investasi itu mengalir dari kantong investor lokal dan asing untuk pembangunan pabrik dan kebun gula, pembuatan kebun buah-buahan, seperti durian dan peternakan ayam hingga sapi. 

Kenaikan investasi, Amran mengklaim sejalan juga dengan kenaikan jumlah ekspor sektor pertanian. Pada 2017 lalu, nilai ekspor sektor pertanian naik menjadi Rp475,9 triliun, dan kembali naik pada 2018 lalu menjadi Rp499,3 triliun. 

"Dulu kalau perusahaan mau ekspor (izinnya) butuh tiga bulan, sekarang ada Online Single Submission (OSS) jadi hanya tiga jam," terang dia. 

Beberapa komoditas yang diekspor pada periode 2015 sampai 2018, di antaranya kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, durian, manggis, pisang, dan nanas. 

Sementara, ia mengklaim jumlah yang diimpor dalam periode yang sama turun hingga 100 persen. Sayangnya, ia enggan menjelaskan rinci terkait jumlah volume komoditas yang diimpor pada 2015 sampai 2018. 

Yang pasti, ia bilang komoditas yang impornya turun 100 persen adalah beras, jagung pakan ternak, bawang merah, dan cabai segar. "Banyak impor yang menurun kan?" tuturnya. 


Tak hanya beras, pemerintah juga memutuskan untuk mengimpor jagung maksimal 100 ribu ton pada 2018 lalu. Keputusan impor jagung terbit setelah para peternak dan pakan ternak ramai-ramai berteriak soal mahal dan langkanya pasokan jagung. 

Impor beras dan jagung ini dilakukan melalui Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog).